Dalam tata laksana usaha peternakan ayam progam biosekuritas
merupakan suatu hal penting yang harus dijalankan. Program biosekuritas
sebenarnya relatif tidak mahal tetapi merupakan cara termurah dan efektif dalam
mencegah dan mengendalikan penyakit pada ayam. Bahkan tidak satupun program
pencegahan penyakit dapat bekerja dengan baik tanpa disertai program
biosekuritas.
Apakah Biosekuritas?
Asal kata biosekuritas adalah dari kata asing biosecurity yaitu
bio artinya hidup dan security artinya perlindungan atau
pengamanan. Jadi biosecurity adalah sejenis program yang dirancang untuk
melindungi kehidupan. Dalam arti yang sederhana kalau untuk peternakan ayam
adalah membuat kuman atau agen penyakit jauh dari tubuh ayam dan menjaga ayam
jauh dari kuman.
Menurut Winkel (1997) biosekuritas merupakan suatu sistem
untuk mencegah penyakit baik klinis maupun subklinis, yang berarti sistem untuk
mengoptimalkan produksi unggas secara keseluruhan, dan merupakan bagian untuk
mensejahterakan hewan (animal welfare). Pada awalnya konsep biosekuritas
diterapkan untuk menghasilkan unggas yang bebas penyakit tertentu (spesific
patogen free) untuk keperluan penelitian secara eksperimental. Tetapi saat
ini telah diterapkan pada berbagai jenis peternakan sebagi upaya praktis untuk
mencegah masuknya organisme penyebab penyakit (patogen) dari luar ke dalam
peternakan. Bahkan diterapkan juga di negara-negara berdaulat sebagai upaya
untuk melindungi industri peternakannya dari berbagai penyakit berbahaya yang
tidak ditemukan di wilayahnya (penyakit eksotik).
Aspek-aspek yang menjadi ruang lingkup program biosekuritas
adalah upaya membebaskan adanya penyakit-penyakit tertentu, memberantas dan
mengendalikan pengakit-penyakit tertentu, memberikan kondisi lingkungan yang
layak bagi kehidupan ayam, mengamankan keadaan produk yang dihasilkan,
mengamankan resiko bagi konsumen, dan resiko bagi karyawan yang terlibat dalam
tatalaksana usaha peternakan ayam. Aspek-aspek ini bagi industri peternakan
ayam sangat dituntut mengingat cara pemeliharaannya yang dikandangkan, dan
dipelihara dalam jumlah yang banyak, sehingga ayam rentan terhadap ancaman
berbagai macam penyakit baik yang menular maupun tidak menular. Oleh karena itu
perhatian yang lebih sangat diperlukan dalam pelaksanaannya, juga perlakuan
terhadap ayam mati, kehadiran lalat, dan bau yang kerap kali menimbulkan
gangguan bagi penduduk sekitarnya.
Agen penyakit apa saja yang terdapat di lingkungan?
Agen penyakit adalah mikroorganisme yang terdapat di dalam
lingkungan seperti virus, bakteri, fungi dan parasit baik yang di dalam
(endoparasit) maupun yang diluar tubuh ayam (ektoparasit). Adanya penyakit
terjadi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu agen penyakit, inang (ayam) dan
lingkungan. Di alam, mikroorganisme selalu berinteraksi dalam keadaan harmoni
(seimbang) apabila tubuh ternak mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap
infeksi mikroorganisme tersebut. Apabila terjadi perubahan-perubahan yang
menyebabkan ketidakseimbangan interaksi tersebut, misalnya menguntungkan di
sisi mikroorganisme, dan merugikan kondisi hewan ternak yang dipelihara, maka
terjadilah penyakit pada ternak dengan derajat yang bervariasi.
Bagaimana agen pengakit masuk ke peternakan ayam?
Agen penyakit bisa masuk ke dalam lingkungan peternakan ayam
melalui berbagai macam cara seperti berikut ini:
1. Terbawa masuk ketika anak ayam
(DOC) datang (transmisi vertikal)
2. Masuknya ayam sehat yang baru
sembuh dari penyakit tetapi sekarang berperan sebagai pembawa (carrier),
3. Masuknya ayam dari luar flok
(transmisi horizontal)
4. Tertular melalui telur-telur dari flok-flok pembibit yang
terinfeksi. Contoh agen penyakit yang ditularkan dari induk ke anak ayam adalah
virus Egg Drop Syndrome dan virus Leukosis, bakteri Samonella
pullorum, S. enteritidis, dan Mycoplasma serta Aspergillus.
5. Terbawa masuk melalui kaki
(sepatu), tangan dan pakaian pengunjung atau karyawan yang bergerak dari flok
ke flok, misalnya berbagai penyakit virus dan bakteri (Salmonella,
Campylobacter)
6. Terbawa melalui debu, bulu-bulu
atau sayap, dan kotoran (manure) pada peralatan dan sarana lain seperti truk,
kandang ayam, tempat telur dll.
7. Terbawa oleh burung-burung liar,
predator (kumbang), rodensia (tikus), lalat, caplak, tungau dan serangga lain.
Burung liar merupakan reservoar bagi penyakit ND, IB, Psitakosis, influensa
unggas dan Pasteurella spp. Kumbang merupakan reservoar sejumlah besar
infeksi termasuk penyakit Marek, Gumboro, salmonellosis, pasteurellosis dan
koksidiosis. Rodensia dapat menyebarkan berbagai ragam penyakit termasuk
pasteurellosis dan salmonellosis. Lalat dapat menularkan berbagai bakteri
penyebab penyakit pencernaan ayam dan virus cacar ayam (fowl pox).
Caplak Argas dapat menjadi vektor pembawa spirokhetosis. Tungau Ornitonyssus
bursa dapat menimbulkan gangguan produksi ayam dan kegatalan bagi karyawan,
sedangkan Culicoides (agas atau mrutu) dapat menjadi vektor
leucocytozoonosis yang cukup merugikan.
8. Terbawa melalui makanan yang
tercemar mikroorganisme di pabriknya. Kontaminasi bahan baku pakan atau pakan
jadi dengan beberapa jenis patogen seperti Salmonella spp atau IBD/Gumboro dan paramyxovirus,
Egg Drop Syndrom, Aflatoksin dapat menginfeksi kawanan unggas yang peka
terhadap penyakit ini.
9. Menular lewat air seperti berbagai
jenis bakteri (Salmonella, Escherichia coli) dan fungi (Aspergillus)
10. Menular lewat udara seperti virus
velogenik ND dan ILT.
11. Tertular melalui vaksin hidup atau kontaminasi vaksin.
Vaksin unggas terkontaminasi yang dibuat pada telur yang diperoleh dari
peternakan yang tidak bebas patogen spesifik (non-SPF) dapat mengandung
patogen antara lain adenovirus, reovirus, atau agen lain yang bertanggung jawab
terhadap anemia dan retikuloendoteliosis. Patogen juga dapat ditularkan
diantara ternak akibat peralatan vaksinasi yang digunakan dalam pemberian
vaksin atau petugas yang terkontaminasi.
Banyak mikroorganisme patogen yang akan menetap di luar tubuh
inang ayam seperti Coccidia (berbagai jenis Eimeria), Salmonella,
Histomonas, Aspergilus dan berbagai jenis virus dapat tahan dalam
waktu yang cukup lama, terutama di dalam bahan organik. Pasteurella dan Mycoplasma
dan beberapa jenis bakteri dapat juga hidup beberapa lama di luar tubuh.
Virus-virus penyebab gangguan pernafasan cenderung lemah di luar tubuh inang
meskipun dapat menempuh perjalanan paling tidak 5 mil di udara bila kondisinya
memuaskan.
Lebih jelasnya Tabel 1
berikut ini menggambarkan lamanyanya agen penyakit dapat bertahan di alam atau
di luar tubuh inang.
Tabel 1 Lama hidup agen penyebab penyakit di luar tubuh
unggas Agen
Penyakit
|
Nama penyakit
|
Lama hidup di luar tubuh unggas
|
Virus avibirna
|
Infectious bursal disease/ Gumboro
|
Beberapa
bulan
|
Eimeria spp
|
Koksidiosis
|
Beberapa bulan
|
Virus duck plague
|
Duck plague
|
Beberapa hari
|
Pasteurella multocida
|
Kolera ayam
|
Beberapa minggu
|
Haemophylis gallinarum
|
Coryza (Snot)
|
Beberapa jam-hari
|
Virus herpes onkogenik
|
Marek
|
Beberapa bulan-tahun
|
Virus paramyxo
|
ND
|
Beberapa hari-minggu
|
Mycoplasma gallisepticum, M. synoviae
|
Mikoplasmosis
|
Beberapa jam-hari
|
Salmonella spp
|
Salmonellosis
|
Beberapa bulan
|
Histomonas
|
Histomoniasis
|
Beberapa bulan
|
Aspergillus fumigatus
|
Aspergillosis
|
Beberapa bulan
|
Mycobacterium avium
|
Avian tuberculosis
|
Beberapa tahun
|
Peningkatan
perdagangan produk unggas akhir-akhir ini cukup signifikan, baik dalam bentuk
unggas hidup
maupun dalam bentuk karkas. Meskipun komoditi ini pernah “terancam” ketika
penyakit flu
burung mewabah di Indonesia sejak tahun 2003. Penyakit flu burung telah
menimbulkan kerugian dimana terjadi kematian unggas secara mendadak dalam
jumlah yang besar sehingga menimbulkan kepanikan dan rasa takut sebagaian
masyarakat konsumen untuk mengkonsumsi produk unggas. Selain berpotensi sebagai
sumber zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia seperti
penyakit flu burung, produk unggas dikategorikan sebagai komoditi yang mudah rusak
(food perishable). Sifat alami daging unggas yang kaya zat gizi dan banyak
mengandung air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan
mikroba pembusuk maupun mikroba patogen yang dapat membahayakan kesehatan
manusia.
Pada peternakan
unggas memperhatikan titik kritis mulai dari pemeliharaan, proses pemotongan unggas
di RPU, transportasi dan pada saat penjajaan merupakan hal yang harus mendapat
perhatian yang serius. Bila penanganan titik kritis dilaksanakan dengan tepat
maka kemungkinan terjadinya kontaminasi silang dapat ditekan yang pada
gilirannya dapat meningkatkan mutu dan kualitas produk sehingga produk unggas
tersebut aman dan layak dikonsumsi. Salah satu cara untuk mencegah penyakit
zoonosis dan meningkatkan mutu dan kualitas produk unggas adalah menerapkan “Pengawasan
Biosecurity dan Higiene/Sanitasi terhadap Produk Unggas”.
Pengawasan
Biosecurity
Biosecurity
adalah suatu tindakan untuk menghindari kontak antara hewan dan mikroorganisme dan
merupakan pintu pertahanan pertama dalam upaya pengendalian penyebaran suatu
penyakit.
Penerapan
biosecurity sangat diperlukan mulai pada awal pemeliharaan unggas dikandang
sampai pada saat penjajaan dipasar. Beberapa hal yang harus dipedomani terhadap
prinsip biosecurity yang tepat adalah sebagai berikut :
1.
Setiap
kendaraan pengangkut unggas yang masuk dan keluar kandang atau tempat penampungan
unggas harus di desinfektan.
2.
Setiap
unggas yang atang harus dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) yang dibuat oleh dokter hewan
berwenang di daerah asal unggas.
3.
Setiap
unggas yang datang harus mendapat pemeriksaan antemortem oleh petugas dibawah pengawasan
dokter hewan yang berwenang.
4.
Hasil
pemeriksaan kesehatan unggas yang datang wajib didokumentasikan dan dilaporkan secara
berkala setiap bulan kepada dokter hewan berwenang.
5.
Setiap
kandang dilengkapi dengan peralatan makan dan minum khusus
6.
Tidak
mencampurkan unggas yang baru datang dengan yang lama
7.
Membersihkan
kandang atau penampungan unggas dari limbah padat unggas.
8.
Melakukan
pengosongan kandang atau penampungan unggas satu hari dalam dua minggu untuk proses
pembersihan dan desinfektan.
9.
Mencegah
masuknya kucing, anjing, burung liar dan hewan pengganggu lainnya dalam kandang
atau penampungan unggas.
10.
Menempatkan
unggas yang sakit didalam kandang tersendiri
11.
Setiap
unggas yang mati harus segera dimusnahkan dengan cara membakar.
Pengawasan
Higyene dan Sanitasi
Higiene yaitu
segala upaya yang berkaitan dengan masalah kesehatan atau suatu usaha untuk
mempertahankan
atau meningkatkan kesehatan. Sedangkan saniasi adalah upaya pencegahan
terhadap
kemungkinan berkembangbiaknya mikroba atau jasad renik pembusuk dan patogen
yang dapat membahayakan kesehatan konsumen. Pengawasan higiene dan sanitasi
terhadap produk unggas mutlak dilakukan karena berhubungan langsung dengan
keamanan dan kesehatan konsumen. Berikut adalah bentuk pengawasan higiene dan
sanitasi terhadap produk unggas :
1.
Setiap
orang yang terlibat dalam proses pemeliharaan sampai penjualan harus sehat dan
memperhatikan
personal higiene. Sehat yang dimaksud adalah orang terebut tidak menderita
penyakit saluran
penapasan dan penyakit kulit.
2.
Memisahkan
area kotor pada saat pemotongan unggas dan area bersih untuk penanganan
karkas unggas
3.
Mengindari
kontak langsung dengan lantai pada saat penyembelihan dan pengulitan daging
unggas
4.
Menggunakan
peralatan yang terpisah untuk penyembelihan dan untuk pemotongan karkas.
5.
Lokasi
penjajaan karkas unggas terpisah dengan komoditas lain
6.
Memisahkan
antara karkas unggas dengan jeroan
7.
Meremdam
karkas unggas yang telah bersih dalam air dingin (±80 C) dengan cara
penambahan es
batu dan clorin sebanyak 20 – 50 ppm. Penerapan sistem rantai dingin ini
dimaksudkan
untuk dapat meningkatkan keamanan dan mutu dging ayam yang diproduksi.
Cara ini masih
sangat jarang dilakukan oleh pelaku maupun konsumen daging unggas.
8.
Menghindari
penggunaan peralatan yang terbuat dari kayu. Sangat disarankan menggunakan
meja kerja yang
terbuat dari stainless atau keramik untuk memudahkan proses pembersihan.
9.
Diusahakan
agar karkas atau daging unggas dijajakan dalam lemari berpendingin
10.
Menghindari
penjualan karkas hangat lebih dari 8 jam setelah dipotong.
11.
Setiap
selesai melakukan penjualan harus melakukan pembersihan secara menyeluruh
terhadap
peralatan, lantai dan meja yang telah digunakan.
Penutup
Penanganan
produk unggas dengan menerapkan prinsip biosecurity dan higiene/sanitasi yang
baik dipasar
belum sepenuhnya dilaksanakan. Bahkan penerapan sistem rantai dingin (cold
chain
system) sebagai
salah satu unsur dalam praktek higienis sangat jarang diterapkan. Oleh karena
itu
diperlukan
pengertian dan kerjasama seluruh pelaku baik pemerintah, pelaku usaha maupun
masyarakat
masyarakat konsumen untuk memperhatikan prinsip biosecurity dan
higiene/sanitasi
produk unggas
sehingga penyakit zoonosis dapat dikendalikan.
* Staf UPTD PSP3
Dinas Peternakan Provinsi Sulawesi Selatan
http://disnaksulsel.info
Beda
Biosafety dan biosecurity
Biosecurity adalah usaha untuk menjaga suatu
daerah dari masuknya agen penyakit, menjaga tersebarnya agen penyakit dari
daerah tertentu, dan menjaga agar suatu penyakit tidak menyebar di dalam daerah
tersebut. Sedangkan biosafety adalah usaha yang dilakukan agar orang yang
bekerja dengan bahan biologi berbahaya terlindungi dari bahan bahaya bahan
biologi yang ditanganinya.
Upik K. Hadi menyebutkan secara sederhana
biosecurity adalah usaha untuk melindungi kehidupan. Biosecurity mempunyai
peranan penting dalam pencegahan penyebaran penyakit. Dalam suatu usaha
peternakan biosecurity merupakan sesuatu sistem yang dapat melokalisasi agen
penyakit sehingga tidak menyebar ke tempat lain atau di dalam peternakan itu
snediri.
Berbeda dengan biosecurity, biosafety adalah
suatu konsep yang mengamankan orang yang bekerja dengan suatu bahan biologis.
Misalnya orang yang bekerja dengan suatu virus yang dapat menimubulkan penyakit
berbahaya maka orang tersebut harus mengunakan sarung tangan. Jadi biosecurity
adalah suatu konsep yang mengatur orang yang bekerja atau bersnetuhan dengan
objek bilogis berbahaya agar terhindar dari bahaya objek biologis tersebut.
Biosafety dan biosecurity biasanya dijalankan
secara bersamaan. Karena pada intinya biosceurity juga mendukung terlaksananya
biosafety, begitu juga sebaliknya. (Agung Sudomo).
Biosecurity,
investasi, asuransi dan desinfeksi
Pencegahan
penyakit jauh lebih murah dan efektif daripada pengobatan. Untuk melakukan
pencegahan, mencakup biosecurity serta vaksinasi baik cara vaksinasi, maupun
waktu yang tepat. Demikian Drh Desianto Budi Utomo PhD dari PT Charoend Pokpand
Indonesia dalam suatu kesempatan seraya melanjutkan, untuk penyakit spesifik
seperti ND, IB, dan Gumboro, vaksinasinya harus sesuai. Demikian juga dengan
penyakit spesifik seperti Koksidiosis. Apakah diperlukan vaksin Koksi, bagaimana
bila menjumpai vaksin tidak efektif dan pemakaian tidak benar.
·
Biosecurity = Investasi
Dengan demikian, kata Dr Desianto, sangat dibutuhkan standar prosedur
operasionalnya, seraya menambahkan sebab-musabab mortalitas ayam dapat
ditelisik karena penyakit atau manajemen.
Kematian karena penyakit misalnya karena kasus Spiking Mortality Syndrome (SMS/
Sehari Mati Seribu) dapat diketahui kondisi panas tinggi, beda temperatur
tinggi, sementara ayam pedaging tumbuh cepat.
Adapun kematian karena kepadatan ternak dapat dicegah dengan pembatasan jumlah
ayam. Dapat disiasati dengan membatasi jumlah ayam per meter persegi, atau
berat badan sekian kilogram per meter persegi.
Mengurangi kematian ayam karena maldrainase karena stres, stres panas pada
jam-jam panas terbukti tidak efektif. Cara menekan mortalitas yang lain adalah
bila asupan pakan lebih tinggi. Sehingga, penguasaan teknis menjadi sangat
penting.
Bagi Dr Desianto, untuk mendukung tindakan-tindakan mencegah penyakit dan
pengelolaan manajemen itu, biosecurity menjadi sangat penting artinya. Baginya,
biosecurity untuk dukungan penting itu jangan dianggap sebagai biaya yang harus
dikeluarkan, tapi anggaplah sebagai investasi! Sama seperti dengan modal untuk
investasi ayam dan pakan yang acam dihitung untuk menghitung kerugian saat ayam
mengalami kematian.
·
Biosecurity = Asuransi
Biosecurity itu ibarat asuransi. Bilamana sekarang dilakukan, hasilnya baru
dapat belakangan.
“Kalau kita ke kandang, dan disemprot, bisa jadi kita menjadi bertanya-tanya
mana makhluk yang dibasmi. Sebab, makhluk mikroorganisme yang kita lawan itu
wujudnya tidak terlihat mata,” kata Drh Andi Wijanarko dari PT Pimaimas Citra
Peternak pun sepertinya harus punya iman ada atau tidak ada mikroorganisme yang
penting sekarang kandang harus disemprot. Sedangkan manfaatnya baru dapat
dirasakan di akhir nanti. Seperti halnya masuk rumah sakit harus didesinfektan,
peternakan pun harus disemprot. Lebih-lebih kalau ada kasus, kandang yang
disemprot jauh lebih baik daripada yang tidak disemprot.
Drh Andi menegaskan, menurut ilmuwan, biosecurity itu perlu dan hukumnya wajib
dan harus. Tidak boleh kita tinggalkan biosecurity. Sebetulnya menghadapi
mikroorganisme itu paling gampang, yang sulit adalah mengamankan dan membasmi
sampaihabis belumtentu bisa total. Lain halnya kalau bisa dilihat maka mati
bahwa mikroorganisme itu mati. Contoh otentiknya bila kandang disemprot,
hasilnya tidak langsung tampak.
·
Desinfeksi
Jelas, biosecurity merupakan hal yang penting, terdapat beberapa jenis, dan
sifatnya sama dengan asuransi. Drh Andi melanjutkan, Tindakannya sudah lazim
dikenal seperti semprot-semprot musuh imajiner dan hasilnya baru diketahui
belakangan. Hal itu sifatnya perlu, hukumnya wajib, dan sifatnya tidak pandang
bulu baik itu terhadap orang, mobil, karyawan yang masuk lokasi peternakan dan
kandang harus disemprot, tidak hanya saat kasus terjadi.
Sayangnya kondisi biosecurity sekarang, sudah ada yang kendor. Kalau ada orang
masuk peternakan, mereka boleh langsung masuk tanpa disemprot. Yang ketat
contohnya sanitasi di peternakan pembibitan. Perlakuan pembersihan sanitasi
disini 1-2 kali seminggu dengan desinfektan, misalnya glutaraldehid dan
cocobenzil. Desinfektan-desinfektan ini kerjanya mudah, baik untuk menghadapi
virus, bakteri, maupun jamur.
Cara penggunaan desinfektan itu dengan formalin untuk kandang kosong, Sayangnya
formaldehid (formalin) bersifat karsinogenik (dapat menimbulkan kanker). Kalau
ada ayam pun, semua desinfektan harus berdosis ringan.
Adapun
menurut Drh Suhardi, Manajer Produk PT Sanbe Farma, jenis desinfektan ada
macam-macam sesuai target dan fungsi. Bila kandang kosong menggunakan
formaldehid. Untuk desinfeksi harian pada orang dengan heksalponium klorida,
diterapkan pada orang maupun mobil. Untuk desinfeksi harian pada ayam, mencegah
virus dan peternakan tetangga yang terserang penyakit, dengan desinfektan
glutaraldehid.
Adapun
desinfeksi pada air minum mencegah penyebaran penyakit dengan iodine dan
heksalponium klorida.Yang pasti, lanjut Drh Andi, minimal sanitasi dan kebersihan
terjaga, ditingkatkan dengan desinfeksi dan fumigasi. Penyemprotan pun harus
aman. Desinfektan yang aman diantaranya Kalium permanganat. Namun saya setelah
tragedi bom Bali penjualan kalium permanganat diawasi, sehingga untuk
mencarinya sulit. Ada perusahaan obat hewan yang memasarkan pengganti Kalium
Permanganat.
Terkait
dengan hal ini, Drh Setiadjit D Santoso Kepala Pabrik PT Romindo Primavetcom
Cikarang Jawa Barat dalam suatu kesempatan mengungkapkan merebaknya kejadian
flu burung menyebabkan meningkatnya pemakaian glutaraldehid sebagai desinfektan
di lapangan. Meski sama derivat formaldehid, formalin nampaknya lebih ditakuti
oleh aparat dan bahkan sempat dilakukan razia besar-besaran terhadap penimbunan
formalin;
Menurutnya, glutaraldehid nampaknya lolos dari jerat aparat keamanan dan bahkan
badan pom sehingga tidak mustahil glutaraldehid juga digunakan sebagai bahan
pengawet makanan sebagai substitusi formalin.
“Bagaimana
dampak glutaraldehid bagi kesehatan manusia, penggunaannya mungkin patut menjadi
pemikiran,” kata Drh Adjit. Kembali oleh Drh Andi, fumigasi dan pengasapan
dengan formalin dan Kalium Permanganat yang lain harus dilakukan dalam ruang
tertutup. Pengasapan pun harusnya tidak masalah. Misalnya dengan sediaan 50.000
per liter, 400 liter air untuk 12 meter persegi sampai 15 meter persegi.
Untuk
perhitungan ongkos desinfektan, diambil produksi peternakan (100 persen),
alokasi 8 persen untuk pengobatan, (obat, antibiotik, vaksin dan vitamin),
pakan 75 persen, dan 20 persen untuk operasional dan karyawan; desinfeksi cuma
1/2 persen. Biasanya peternak lebih memikirkan patokan harga lebih dulu. Uji
cobanya mudah, daging dipotong dimasukkan dalam cairan desinfektan. Daging mana
yang membusuk lebih lama (misalnya setelah 3 hari daging baru membusuk) menjadi
pertanda kualitas desinfektan makin baik, sehingga desinfektan ini dipilih
untuk dipakai.
·
Mencegah yang Dari Luar Masuk
Berbeda dengan vaksinasi, menurut Drh Suhardi, biosecurity pada dasarnya adalah
tindakan mencegah masuknya penyakit dari luar. Vaksinasi pada ayam yang telah
diprogramkan, bukan masuk satu paket pengendalian penyakit dari luar ini, namun
vaksinasi merupakan paket pengendalian penyakit dari dalam. Kecuali mencegah
penyakit sedini mungkin, juga mencegah penyebarannya. Menghadapi masa inkubasi
satu minggu, tambah lagi perlakuannya beberapa minggu. Perlu diidentifikasi
penyakit apa yang ada, sedangkan lokasi kandang dan bangunan jangan dekat
dengan pemukiman. Supaya tidak sia-sia, tindakannya disesuaikan dengan
pola-pola pemilihan kandangnya. Untuk panggung litter, berbeda dengan kandang
baterai yang bawahnya lebih mudah mengundang lalat. Pada kandang litter perlu
diperhatikan kelembaban lokasi yang menumbuhsuburkan virus lain. Juga
perhatikan alat kandang, pakan dan lain-lain. Secara rutin, bersihkan tempat
pakan dan gudang, cuci secara rutin jangan menjadi penyebaran penyakit,
bersihkan sanitasi dari sawang dan kotoran,
Cegah kandang layer menjadi basah, kalau masih kering lakukan penyemprotan
untuk mencegah lalat. Cegah kontaminasi karyawan, orang dan kendaraan. Kontrol
tikus dan binatang-binatang lain. Airpun harus dideteksi setiap saat.
Apapun yang terjadi, biosecurity sangat dibutuhkan. Kalaupun mungkin skalanya
kecil-kecilan di peternakan kecil, siapapun yang masuk di lokasi peternakan
dankandang, kaki dan tangan mesti dicelup untuk desinfeksi. (YR)
Dalam meningkatkan biosecurity tidak hanya di
wilayah kandang saja, jadi pelaksanaan pengamanan dari segi bio, harus juga di
antisipasi dari semua penjuru dan bagian di sebuah perusahaan peternakan
tersebut, demi berkembangnya perusahaan yang berjuang di bidang peternakan,
jadi harus secara bersungguh-sungguh dalam memahamii dan menjalankan proses
biosecurity dengan baik dan benar.
ADAPUN tempat yang harus di perhatikan adalah sebagai
berikut:
- Gerbang
Utama: Di lokasi ini yang bertanggung jawab adalah Watch Man (satpam)
Gerbang utama adalah tempat yang paling penting harus
di perhatikan, disini adalah tempat umum dimana semua orang dan berbagai
kendaraan asing bisa masuk ke lokasi peternakan sebelum memasuki kawasan yang
lain, DEMI KESELAMATAN KESEHATAN yang harus di lakukan adalah:
- Tugas
satpam adalah harus mencatat, Semua Personal atau orang, dan mobil yang
keluar masuk melalui pintu ini harus mengisi buku tamu, yang harus di catat
adalah: waktu masuk, number mobil, berapa orang di dalam mobil tersebut,
dan apa tujuan orang tersebut masuk ke dalam lokasi.
- Termasuk
pekerja, dan mobil yang datang dari luar Harus di persilahkan masuk ke
tempat lokasi setelah di spray menggunakan disinfectants.
- Tempat
lokasi Foot Dip (celup kaki yang berisi air disinfectant) dan tempat
lokasi penyemprotan mobil harus di bersihkan sehari sekali atau ketika air
sudah kotor.
- Siapkan
seragam khusus untuk orang yang masuk kedalam lokasi sebuah peternakan,
jadi sebelum mereka masuk ke dalam, harus mandi terlebih dahulu, dan
mengganti pakaian mereka dengan yang sudah di persiapkan tadi, tapi dengan
catatan pakaian tersebut harus bagus dan bersih , demi kenyamanan si
pengguna.
- Orang
yang membawa mobil kedalam lokasi peternakan (selain lokasi kandang)
jangan di persilahkan membawa mobil kedalam lokasi kandang walaupun ada
tujuan apa? Gunakan mobil dalam yang sudah di persiapkan.
- Di
daerah office, yang bertanggung jawab adalah HC (health Control-
vaccinator) , Bersihkan lingkungan yang berhubungan dengan penempatan
vaksin (di office) gunakan disinfectant seminggu sekali,
- Di
Gerbang masuk yang menuju ke lokasi kandang (main entrance shower)
- Semua
Mobil yang masuk dan keluar harus melalui ruangan yang menggunakan auto
spray dengan disinfectant,
- Disinfectant
harus dig anti jika lokasi vehicle dip di ketahui sudah kotor, dan
perhatikan dosis yang digunakan adalah dosis yang dianjurkan oleh
perusahaan yang membuat disinfectant tersebut.
- Di
Tempat pemeliharaan D.O.C (untuk yang menggunakan system Multy Age), Yang
bertanggung jawab disini adalah: Leader flock, Assistant Leader,
vaccinator, supervisor, dan veterinarian (dokter Hewan)
- Semua
barang yang banyak digunakan di kawasan D.O.C harus melalui disinpeksi
sebelum di gunakan atau masuk ke kandang yang masih muda tersebut,
apabila menggunakan barang dari luar (lokasi selain di kawasan tersebut
atau barang baru) seharusnya di cuci terlebih dahulu dan disinfeksi,
selanjutnya fumigasi.
- Pastikan
orang yang mau masuk ke dalam kandang yang ayamnya masih berumur di bawah
18 minggu harus mandi terlebih dahulu (tanpa terkecuali), dan menggunakan
pakaian, sepatu but, yang sudah di sediakan khusus untuk orang yang mau
masuk kedalam kandang,
- Sepatu
dan pakaian yang di pakai di dalam kandang, pastikan jangan di pakai
untuk kerja di luar kandang, sepatu dan pakaian harus tetap terpisah,
jangan bercampur-aduk (baju dalam dan baju luar) untuk menghindari
kontaminasi penyakit dari luar ke dalam.
- Orang
yang masuk kedalam harus memasuki ruangan auto spray (dimana ruangan ini
secara otomatis menyemburkan disinfectant) ketika orang masuk kedalamnya.
- Foot
dip (atau tempat cuci kaki yang berada di dalam kandang) harus tetap
bersih, dan gunakan dosis yang sudah di tetapkan, ganti dengan secepatnya
jika foot dip tersebut sudah kelihatan kotor, karena apabila kotor,
larutan disinfectant tidak akan bekerja secara maksimal,
- Seragam
yang di gunakan untuk brooding di dalam kandang grower tersebut harus di
rendam terlebih dahulu dengan menggunakan disinfectant sebelum di cuci.
- Jangan
menyimpan barang yang tidak di perlukan di dalam kandang tersebut, simpan
barang yang di perlukan saja, karena barang yang tidak di perlukan
apabila terus disimpan di dalam maka benda tersebut akan kotor dan
kemungkinan akan menjadi tempat penyakit.
- Di
kandang yang sudah sudah bertelur atau yang di sebut kandang layer (atau
ayam yang berumur 23 sampai 65 minggu) untuk ayam jenis layer dan PS
(parent stock). Yang bertanggung jawab disini adalah, supervisor, leader
flock, dan assistant.
- Nest
box atau sangkar yang akan di gunakan untuk bertelur harusnya di spray
terlebih dahulu dan baru boleh di tempatkan di dalam kandang.
- Masukan
nestbox atau sangkar kedalam kandang ketika ayam berumur 16 minggu,
dengan tujuan ayam harus sudah belajar sebelum ayam memasuki umur layer
(masa bertelur umur 23-65 minggu), dengan demikian ayam sudah belajar
secara perlahan dan bertahap yang nantinya akan mengurang atau
meminimalis telur lantai, karena telur lantai tidak akan di gunakan untuk
H.E (hatching egg) telur yang layak tetas.
- Gunakan
sekam untuk mengisi nestbox atau sangkar, gunakan sekam yang masih baru,
jangan gunakan sekam bekas, karena sekam yang tidak layak pakai akan
mengakibatkan kontaminasi secara langsung, dimana telur akan melakukan kontak
langsung dengan sekam ini.
- Ketika
ayam berumur 40 minggu, ganti lah sekam nestbox dengan sekam baru, dengan
tujuan ketika umur ayam 40 minggu pastinya nestbox sudah kotor, dengan
melakukan penggantian sekam tersebut maka kontaminasi telur yang berakibat
dari sekam kotor akan bisa terisolasi dan di kurangi,
- Untuk
kandang tertutup dan menggunakan system dark out( kandang yang tertutup
dengan tirai hitam, dan hanya menggunakan penerangan 8jam di siang hari,
tanpa menggunakan sinar matahari) seharusnya membuka tirai hitam tersebut
ketika ayam berumur 20 minggu, gunakan penerangan menggunakan lampu dan
sinar matahari.
- PEKERJAAN
YANG HARUS DI LAKUKAN RUTIN (DIDALAM KANDANG)
- Bersihkan
pipa untuk ayam minum (nipple line), tankki air, dan flushing dengan menggunakan
Hi-Chlone setiap 2 minggu sekali, yang bertujuan untuk menghindari
tumbuhnya bio-film (kotoran yang menempel di dalam pipa nipple, yang
nantinya akan berwarna hijau itu yang disebut bio-film).
- Apabila
anda menggunakan manual feeder atau yang biasa di sebut, "tempat
makanan secara manual" mau yang di gantung atau yang berbentuk
talang )linear feeder), bersihkan seminggu sekali dan cuci, karena feeder
adalah barang yang sangat berbahaya jika tidak dirawat kebersihan-nya,
ketika feeder kotor berkemungkinan besar ayam akan cepat terserang
penyakit, yang di sebabkan dari micro bacteri yang tumbuh dan berkembang
biak di feeder tersebut, maka hindari pemakaian feeder kotor.
- Bersihkan
cooling pad( coolingpad adalah sebuah system dimana akan berfungsi jika
suhu di dalam kandang semakin panas) fungsinya adalah untuk menurunkan
atau menstabilkan suhu, ketika suhu di dalam kandang melebihi panas 29,5
derajat selcius, maka coolingpad akan berjalan dengan membawa suhu yang
relative rendah, dengan demikian suhu di dalam kandang akan stabil
kembali. Dengan program ini maka bersihkan cooling pad setiap 2minggu
sekali, karena apabila coolingpad kotor, atau bak collingpad kotor,
secara langsung akan membawa penyakit ke dalam kandang dan menyeluruh
kandang akan terkontaminasi, karena coolingpad adalah dimana sumber udara
masuk secara bebas. Maka hindari coolingpad dan bak coolingpad kotor.
Ketika sudah di bersihkan campurkan disinfectant kedalam bak coolingpad
tersebut.
- Untuk
yang menggunakan kipas blower atau exhaust fan, bersihkan kipas ini
secara teratur seminggu sekali, maka jika terjadi kipas kotor, kipas
tersebut akan berat, dan fungsinya akan menurun, ketika fungsi kipas
menurun atau semakin lambat, maka aliran udara di dalam kandang akan
semakin lambat, dengan aliran udara lambat, amoniak akan meningkat,
gejala gangguan pernafasan akan terjadi setelah beberapa hari, maka kipas
utama harus tetap bersih supaya bisa berfungsi dengan baik. Jangan
biarkan ammoniac di dalam kandang melebihi 50ppm, jika terjadi ammoniac
tinggi maka langkah yang harus di lakukan adalah dengan mengganti sekam,
bersihkan kipas, hindari sekam basah dikandang, dan menabur kapur di
bawah slat, untuk mengeringkan lokasi yang basah.
- Balik
sekam setiap hari, untuk menghindari sekam lembab dan basah, dengan
membalik sekam maka ammoniac yang ada di dalam sekam akan terbawa oleh
angin kipas keluar, dengan demikian jika ammoniac rendah ayam lebih jauh
dari menderita peyakit pernafasan. Gunakan kapur jika di perlukan.
- Bersihkan
debu yang ada di dalam kandang, bersihkan tiap hari, karena debu sumber
penyakit pernafasan, dan sumber penyakit lainnya.
- Buang
atau afkir ayam yang sakit, dan jangan membiarkan ayam sakit tinggal di
dalam kandang, seleksi ayam yang sakit setiap hari dan ayam yang tidak
layak telur. Maka jika ayam sakit terus tinggal di dalam kandang, maka
penyakit tersebut akan cepat menular ke ayam yang lebih sehat. Maka
segera-lah seleksi dan buang ayam yang sakit sebelum menjadi vector
penyebab menularnya penyakit ke ayam yang lain.
- Cuci
tangan anda sebelum dan sesudah melakukan seleksi telur, dengan tujuan
untuk tetap bersih, maka jika telur tetap bersih maka kualitas telur
tersebut akan lebih bagus untuk dijadikan telur tetas.
- Lakukan
pemberian racun tikus di dalam kandang 2 minggu sekali, karena tikus
adalah sumber penyakit, jika tikus semakin banyak populasi nya di dalam
kandang, maka kemungkinan besar penyakit yang akan di timbulkan dari
tikus tersebut semakin besar, sebagai contoh, tikus akan mengambil
makanan ayam atau memakan makanan ayam dari feeder, ketika tikus memakan
makanan, tikus akan sambil mengeluarkan kotoran (berak) dengan demikian
ayam yang memakan tai tikus teersebut akan menderita sakit, sperti
salmonella pullorum, dan lain-lain, maka lakukan lah pemberian racun
secara teratur di dalam kandang.
- Ketika
ada ayam yang mati di dalam kandang, maka segera ayam tersebut keluarkan
dari kandang, dengan pastinya, ayam yang mati tersebut adalah ayam yang
sudah sakit, untuk menghindari penularan penyakit dari ayam yang meti
tersebut maka harus segera membuang ayam yang mati secara langsung.
- Spray
atau semprot lokasi kandang (bagian luar kandang) seminggu sekali, dengan
menggunakan disinfectant secara teratur.
- VAKSINASI-ORANG
YANG BERTANGGUNG JAWAB ADALAH VAKSINATOR, SUPERVISOR, LEADER FLOCK DAN
ASSISTANT LEADER.
- Ikuti biosecurity
yang
sudah di tetapkan,
- Sebelum
melakukan vaksinasi, dari office atau dimana tempat vaksin di simpan,
maka cara membawa vaksin harus benar.
- Perhatikan
dan catat kadaluarsa vaksin, jika vaksin sudah kaladuarsa (expired) maka
jangan gunakan vaksin tersebut, gunakan vaksin yang belum kadaluarsa,
hindari pemakaian vaksin jika kadar kadaluarsa nya kurang dari satu
bulan.
- Ketika
vaksin sebelum di masukan ke tempat vaksin (mungkin termos vaksin-untuk
membawa vaksin dari tempat penyimpanan ke kandang) maka satu jam sebelum
vaksin disimpan, sebaiknya termos tersebut di isis dengan es batu, dan
pastikan di dalam termos vaksin yang berisi es batu tersebut suhunya di
bawah 2 drajat Celsius jangan melebihi 5 drajat. Karena jika vaksin di
simpan di suhu yang panas maka vaksin live itu akan mati, dan tidak
layak untuk di gunakan, untuk itu agar vaksin tetap hidup dan layak di
gunakan maka kita harus menyimpan vaksin itu dengan suhu 1-5 drajat
celcius.
- Vaksin-lah
ayam yang sehat saja, jangan memvaksin ayam yang sakit, karena ayam yang
sakit tidak akan menerima reaksi dari vaksin tersebut
- Ketika
selesai vaksin, vial vaksin(botol vaksin) seharusnya jangan di buang
sembarangan, bawa botol bekas vaksin tersebut ke tempat dimana anda
menyimpan vaksin tersebut.
- Rebus
botol vaksin tersebut dengan menggunakan air panas, dengan tujuan untuk
memastikan vaksin itu mati, dan buang lah ke tempat sampah yang jauh dari
lokasi kandang.
- Jika
anda mempunyai sisa vaksin, maka sisa vaksin trersebut jangan di buang di
sembarang tempat, campur sisa vaksin tersebut dengan disinfectant dan
rebus dengan menggunakan air panas lalu buang ke tempat sampah yang jauh
dari lokasi kandang.
- Tempat
Post Mortem
- Tempat
ini adalah tempat untuk membedah ayam yang sakit atau ayam yang sudah
mati untuk mengetahui penyakit apa yang di alami oleh ayam tersebut. Maka
langkah-langkah biosecurity
yang
harus di perhatikan adalah:
- Ketika
membawa ayam mati tersebut ke tempat post-mortem mungkin menggunakan
mobil, maka mobil tersebut setelah membawa ayam yang mati, harus segera
di bersihkan dan di cuci dengan menggunakan disinfectan, untuk
menghindari penularan terhadap kandang yang lain.
- Gunakan
sepatu dan seragam terpisah, jadi jangan menggunakan seragam sembarangan
ketika melakukan pembedahan, pakai lah seragam yang sudah di sediakan
oleh pihak perusahaan.
- Ketika
sudah melakukan pembedahan, buang ayam tersebut atau bakar dengan
menggunakan (incinerator) atau kubur, dan taburkan kapur beserta di
sinfectant (jika anda mengubur ayam mati)
- Orang
yang sudah melakukan pembedahan ayam, jangan masuk lagi ke dalam
kandang, tanpa terkecuali. Sebaiknya anda melakukan pembedahan ayam di
waktu akhir kerja anda, atau di sore hari, jadi setelah selesai kerja
(post mortem) anda langsung pulang dan jangan melakukan kontak langsung
terhadap ayam-ayam yang masih hidup.
- Spray
tempat postmortem setiap hari dengan menggunakan di sinfectan, untuk
menghindari penyebaran penyakit ke tempat atau kawasan kandang ayam.
Serangkaian praktik manajemen yang dirancang untuk
meminimalkan atau mencegah impor agen menular ke peternakan.
Praktek-praktek manajemen termasuk pengujian dan
skrining untuk penyakit, isolasi atau karantina hewan yang terinfeksi,
imunisasi, pembelian selektif, dan monitoring dan evaluasi kawanan. Biosekuriti
dipraktekkan sebagai pendekatan pencegahan terhadap kesehatan ternak, seperti
meminimalkan risiko penyakit meminimalkan frekuensi penyakit.
Meskipun semua pembicaraan tentang biosekuriti, ada
kasus tindakan tidak cukup ketika menerapkan praktek-praktek manajemen. Namun,
langkah-langkah yang diperlukan untuk menempatkan praktek biosekuriti suara ke
tempat yang biasanya tidak memerlukan investasi modal, hanya perubahan
manajemen.
Ada tiga tahap biosekuriti, pertama adalah penilaian
risiko, atau mengidentifikasi potensi kekhawatiran atau masalah. Mengevaluasi
siapa dan apa daun dan datang ke peternakan, memprioritaskan risiko infeksi,
dan mengevaluasi bagaimana penyakit bisa masuk peternakan adalah
langkah-langkah penilaian risiko. Tahap kedua adalah manajemen risiko
biosekuriti. Hal ini melibatkan menerapkan rencana biosekuriti berdasarkan
temuan dari tahap penilaian risiko. Tahap akhir dari biosekuriti adalah
komunikasi risiko, atau mempengaruhi total buy-in ke program biosekuriti.
Berikut adalah link untuk menavigasi halaman
biosekuriti fokus wilayah dan sumber dayanya. Termasuk adalah dokumen penilaian
risiko, tanda-tanda biosekuriti zona, tanda-tanda resiko lingkungan, presentasi
yang diberikan oleh dokter hewan ekstensi mengenai biosekuriti, dan sumber daya
luar untuk memba