ANIMAL
BEHAVIOR
Perilaku adalah aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus.
Dalam mengamati perilaku, kita cenderung untuk menempatkan diri pada organisme
yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa organisme tadi melihat dan
merasakan seperti kita. Ini adalah antropomorfisme (Y: anthropos = manusia),
yaitu interpretasi perilaku organisme lain seperti perilaku manusia. Semakin
kita merasa mengenal suatu organisme, semakin kita menafsirkan perilaku
tersebut secara antropomorfik.
Seringkali suatu perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku
bawaan lahir atau innate behavior), dan karena akibat proses belajar atau
pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan. Pada perkembangan ekologi
perilaku terjadi perdebatan antara pendapat yang menyatakan bahwa perilaku yang
terdapat pada suatu organisme merupakan pengaruh alami atau karena akibat hasil
asuhan atau pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan yang terus
berlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui bahwa terjadinya suatu
perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu genetis dan lingkungan (proses
belajar), sehingga terjadi suatu perkembangan sifat.
Innate
Merupakan perilaku atau suatu potensi terjadinya perilaku yang telah ada di
dalam suatu individu. Perilaku yang timbul karena bawaan lahir berkembang
secara tetap/pasti. Perilaku ini tidak memerlukan adanya pengalaman atau
memerlukan proses belajar, seringkali terjadi pada saat baru lahir, dan
perilaku ini bersifat genetis (diturunkan).
Insting
Adalah perilaku innate klasis yang sulit dijelaskan, walaupun demikian
terdapat beberapa perilaku insting yang merupakan hasil pengalaman, belajar dan
adapula yang merupakan factor keturunan. Semua maklhuk hidup memiliki beberapa
insting dasar.
Pola Aksi Tetap (FAP = Fixed Action Pattern )
FAP adalah suatu perilaku steretipik yang disebabkan oleh adanya stimulus
yang spesifik. Contoh:
·
Saat anak burung baru menetas akan selalu membuka
mulutnya, kemudian induknya akan menaruh makanan di dalam mulut anak burung
tersebut.
·
Anak bebek yang baru menetas akan masuk ke dalam air.
Perilaku ini telah “diprogram sebelumnya”, dengan kata lain, tidak diperlukan
proses belajar.
·
Pada perilaku kawin pada burung merak (Pavo muticus),
burung jantan akan menunjukkan keindahan warna ekor bulunya.
·
Induk burung tidak perlu belajar untuk memberi makan
anaknya yang baru menetas, anak bebek tidak perlu belajar berenang.
Perilaku Akibat Proses Belajar
Proses belajar seringkali didefinisikan sebagai suatu upaya untuk
mendapatkan informasi dari adanya interaksi, atau suatu perilaku yang memang
telah ada pada organisme (hewan) dan cenderung memberikan pengertian dari suatu
upaya coba-coba. Kita ketahui bahwa perilaku dipengaruhi oleh factor genetic,
sehingga organisme (hewan)
JENIS-JENIS PERILAKU
Jenis – jenis perilaku dapat dibagi menjadi :
Perilaku tanpa mencakup susunan saraf
- Kinesis: yaitu gerak pindah yang
diinduksi oleh stimulus, tetapi tidak diarahkan dalam tujuan tertentu.
Meskipun demikian, perilaku ini masih terkontrol.
- Tropisme: yaitu orientasi dalam suatu
arah yang ditentukan oleh arah datangnya rangsangan yang mengenai
organisme, pada umumnya terjadi pada tumbuhan. Meskipun tropisme
menunjukan suatu perilaku yang agak tetap, tetapi tidak mutlak. Tetapi tanggapan
yang terjadi dapat berbeda terhadap intensitas rangsang yang tidak sama.
Misalnya : pada cahaya lemah terjadi fototropisme (+), tetapi pada cahaya
kuat yang terjadi fototropisme (-)
- Taksis : yaitu gerak pindah secara
otomatis oleh suatu organisme motil (mempunyai kemampuan untuk bergerak),
akibat adanya suatu rangsangan.
Perbedaan antara tropisme dengan taksis adalah pada taksis seluruh
organisme bergerak menuju atau menjauhi suatu sumber rangsang, tetapi pada
tropisme hanya bagian organisme yang bergerak..
Perilaku yang mencakup susunan saraf.
Ø Perilaku
bawaan atau naluri atau insting (instinct)
Perilaku terhadap suatu stimulus (rangsangan) tertentu pada suatu spesies,
biarpun perilaku tersebut tidak didasari pengalaman lebih dahulu, dan perilaku ini
bersifat menurun. Hal ini dapat diuji dengan menetaskan hewan ditempat
terpencil, sehingga apapun yang dilakukan hewan-hewan tersebut berlangsung
tanpa mengikuti contoh dari hewan-hewan yang lain. Tetapi hal tersebut tidak
dapat terjadi pada hewan-hewan menyusui, karena pada hewan-hewan menyusui
selalu ada kesempatan pada anaknya untuk belajar dari induknya. Contoh:
- Pada
pembuatan sarang laba-laba diperlukan serangkaian aksi yang kompleks,
tetapi bentuk akhir sarangnya seluruhnya bergantung pada nalurinya. Dan
bentuk sarang ini adalah khas untuk setiap spesies, walaupun sebelumnya
tidak pernah dihadapkan pada pola khusus tersebut.
Pada pembuatan sarang burung, misalnya sarang
burung manyar (Ploceus manyar). Meskipun burung tersebut belum pernah
melihat model sarangnya, burung manyar secara naluriah akan membuat sarang
yang sama.
Untuk melakukan perilaku bawaan kadang-kadang diperlukan suatu isyarat
tertentu, isyarat tersebut disebut release atau pelepas. Release (pelepas) ini
dapat berupa warna, zat kimia dll.
- Release
berupa warna, misalnya pada ikan berduri punggung tiga. Selama musim
berbiak biasanya ikan betina akan mengikuti ikan jantan yang perutnya
berwarna merah ke sarang yang telah disiapkannya. Tetapi ternyata ikan
betina akan mengikuti setiap benda yang berwarna merah yang diberikan
kepadanya. Dan benda apapun yang menyentuh dasar ekornya, akan menyebabkan
ikan betina tersebut bertelur.
- Release
berupa zat kimia misalnya feromon. Feromon berfungsi sebagai release pada
berbagai serangga sosial seperti semut, lebah dan rayap. Hewan-hewan
tersebut mempunyai berbagai feromon untuk setiap tingkah laku, misalnya
untuk perilaku kawin, perilaku mencari makan, perilaku adanya bahaya dll.
- Release
berupa bintang, Sauer seorang ornitolog dari Jerman mencoba sejenis burung
di Eropa (burung siul). Burung tersebut yang masih muda pada musim gugur
akan bermigrasi ke Afrika terpisah dari induknya. Migrasi tersebut
dilakukan pada malam hari dengan bantuan navigasi bintang-bintang. Sauer
memelihara burung siul yang masih muda, pemeliharaannya tidak mudah karena
burung tersebut hanya memakan serangga yang masih hidup dalam jumlah
banyak. Bila musim gugur tiba, burung-burung tersebut menjadi tidak
tenang. Bila burung tersebut dibawa ke dalam planetarium, melihat
bintang-bintang maka burung tersebut akan terbang ke arah tenggara,
sepertinya bila di alam benas burung tersebut menuju ke Afrika.
Dorongan berpindah pada musim gugur merupakan contoh perilaku bawaan pada
burung burung yang berulang-ulang pada interval tertentu. Perilaku demikian
disebut ritme atau periode, dan dapat berlangsung setiap 2 jam, 24 jam atau
bahkan satu tahun. Banyak hewan yang mempunyai ritme harian, seperti hewan
nocturnal yang aktif setiap 12 jam sekali. Ritme tersebut tidak akan persis
sama, dapat bergeser satu jam kedepan atau satu jam mundur. ritme yang demikian
disebut circadian. Perilaku yang dapat membedakan panjang relatif siang dan
malam diatur oleh perubahan dalam fotoperiode. Kemampuan bereaksi terhadap
fotoperiode menunjukkan bahwa hewan mempunyai mekanisme mengukur jumlah jam
siang dan jumlah jam malam atau salah satu diantaranya. Atau dengan perkataan
lain hewan tersebut mempunyai jam biologis.
Perilaku Yang Diperoleh Dengan Belajar (Animal reasoning and learning)
Perilaku yang diperoleh dengan belajar adalah perilaku yang diperoleh atau
sudah dimodifikasi karena pengalaman hewan yang bersangkutan yang mengakibatkan
suatu perubahan yang tahan lama dan dapat juga bersifat permanen.
- Kebiasaan (habituation); Hampir
semua hewan mampu belajar untuk tidak bereaksi terhadap stimulus berulang
yang yang telah dibuktikan tidak merugikan. Mis: membuat suara aneh dekat
anjing, pertama-tama hewan tersebut akan terkejut dan mungkin juga takut,
tetapi setelah lama dan merasa bahwa suara tersebut tidak berbahaya, maka
bila ada suara tersebut hewan tersebut tidak akan berreaksi lagi.
- Perekaman (imprinting); Lorenz
(1930) menemukan semacam cara belajar pada burung yang bergantung pada
satu pengalaman saja. Hanya pengalaman ini harus berlangsung tepat setelah
telur burung tersebut menetas. Mis: Angsa akan mengikuti benda bergerak
pertama yang dilihatnya dan benda tersebut dianggap sebagai induknya.
Karena yang pertama dilihat adalah Lorenz, maka dia dianggap sebagai
induknya.
- Reflex bersyarat; Pavlov
(seorang ahli fisiologi) mempelajari sistem syaraf hewan menyusui. Yaitu
mempelajari reflex yang menyebabkan anjing memproduksi air liur, dan
menemukan bahwa melihat atau mencium bau daging saja sudah menyebabkan
anjing mengeluarkan air liur. Pavlov mencoba rangsangan lain yang dapat
menghasilkan tanggapan mengeluarkan air liur, yaitu dengan bunyi bel.
Pavlov menemukan bahwa rangsangan pengganti harus datang sebelum
rangsangan asli, supaya tanggapannya berhasil dipindahkan. Juga semakin
pendek jangka waktu antara kedua rangsangan, semakin cepat reaksi itu
melekat pada rangsangan pengganti. Hal tersebut dapat juga terjadi pada
ayam atau merpati dengan tanda bunyi kentongan (kul-kul).
Metode coba-coba (trial & error learning)
Misalnya yang dilakukan Skinner dengan membuat sekat dalam kotak yang akan
mengeluarkan makanan bila ditekan. Tikus yang lapar dimasukan ke dalam kotak.
Dalam waktu singkat tikus dapat mengetahui cara mendapatkan makanan tersebut.
Dalam suatu kotak ada dua titik cahaya, yang satu lebih terang dari yang
lain. Bila yang terang dipatuk pada bagian bawahnya akan keluar makanan.
Merpati dengan cepat akan mematuk cahaya yang lebih terang.
Perilaku dengan menggunakan akal
Pada umumnya dianggap bahwa suatu ciri yang membedakan hewan dengan manusia
adalah dari bahasanya. Banyak hewan yang memiliki mekanisme pemberian isyarat
yang mendekati ciri bahasa, misalnya pada lebah dengan tariannya. Sedangkan Ann
dan David meneliti simpanse betina bernama Sarah dengan menggunakan
simbol-simbol dari plastik sebagai bahasa.
Setelah 6 tahun, Sarah mempunyai perbendaharaan kata sekitar 130 buah.
Penggunaan simbol-simbol yang dapat dimanipulasi sebagai pengganti bahasa lisan
itu, merupakan bukti kecakapan simpanse tetapi tidak mampu mengeluarkannya.
Sedangkan Garner menyelidiki kemampuan simpanse betina bernama Washoe dengan
menggunakan bahasa isyarat orang tuli di Amerika Utara. Setelah 22 bulan,
Washoe sudah memahami lebih dari 30 bahasa isyarat tersebut. Walaupun kemampuan
Sarah dan Washoe belum sempurna, tetapi kemampuannya sama baiknya dengan
kemampuan seorang anak berumur 2 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar