Dehidrasi (''hypohydration'')
didefinisikan sebagai kehilangan cairan tubuh yang berlebihan. Ini secara
harfiah adalah penghilangan air dari obyek, namun dalam hal fisiologis, itu
memerlukan kekurangan cairan dalam organisme.
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi
karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum).
Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.
Dehidarasi terjadi karena
§
kekurangan air;
§
kekurangan natrium dan air.
Dehidrasi
secara harfiah didefinisikan sebagai kondisi turunnya volume cairan di dalam
tubuh. Cairan tubuh yang dimaksud yaitu semua bagian cair dari tubuh selain zat
padat yang ada pada tubuh, termasuk dalam kategori ini adalah cairan darah,
cairan limpoid, cairan intrasel, cairan ekstrasel/intersiil, cairan
serebrospinal, cairan sendi, dan lain sebagainya.(Junaidi, 2011)
Total
cairan tubuh hewan adalah sekitar 60% dari seluruh volume tubuhnya, yang
terdiri atas 40% cairan intrasel, dan 20% cairan ekstrasel –yang tersusun atas
15% cairan interstisiil dan 5 % cairan plasma. Namun dalam beberapa kasus,
dapat terjadi hilangnya cairan dari dalam tubuh yang dapat mengancam keselamatan
hewan –apabila tidak segera dikoreksi melalui terapi cairan. Kehilangan
cairan pada tubuh hewan dapat terjadi akibat pendarahan, diare, muntah,
terbakar, poliuria, dan lain-lain. Dalam kondisi tersebut, akan terjadi
dilatasi (pelebaran) pembuluh darah, turunnya volume aliran darah, yang lebih
jauh akan menyebabkan turunnya kemampuan jantung untuk memompa darah –karena
darah yang begitu kental. “kondisi ini dapat berakibat fatal apabila tidak
segera dilakukan terapi cairan,” demikian tegas Drh. Setyo Budhi, MP, selaku
pembicara dalam acara Continue Education yang diselenggarakan di Rumah Sakit
Hewan Soeparwi – Yogyakarta, pada 7 Agustus 2010.
Ada tiga jenis
utama dari dehidrasi:
·
hipotonik (terutama kehilangan elektrolit,
natrium khususnya),
·
hipertonik (terutama kehilangan air), dan
·
isotonik (kehilangan air yang setara dan
elektrolit).
Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis
berdasarkan penurunan berat badan, yaitu
·
Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen
dari berat badan),
·
Dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara
5-10 persen dari berat badan), dan
·
Dehidrasi berat
(jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).
Ciri-ciri dehidrasi
ringan-sedang adalah mulut kering dan lengket, mengantuk/lelah, haus, urin
sedikit, airmata kurang/kering dan otot lemah, dan sakit kepala/pusing/silau
melihat sinar. Sedangkan ciri-ciri dehidrasi berat adalah haus berat, sangat
mengantuk dan kebingungan, tidak berkeringat, urin sedikit berwarna kuning
gelap/tidak ada urin, mata cekung, menggigil, kulit kering dan elastisitas
hilang, tekanan darah rendah, nadi cepat, panas serta kesadaran menurun. Selain
mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sudah sangat berat, dehidrasi
bisa pula berujung pada penurunan kesadaran, koma, hingga meninggal dunia, atau
tidak.
Praktisi
sekaligus pengajar pada bagian Bedah Fakultas Kedokteran Hewan ini menambahkan,
dalam kondisi normal tubuh hewan mampu menjaga keseimbangan cairan yang masuk
melalui air minum, pakan dan hasil metabolisme, dengan cairan yang keluar
melalui feses, urin, penguapan, dan air susu –apabila menyusui. Namun, apabila
hewan kehilangan cairan akibat sebab-sebab yang telah disebutkan di atas,
keseimbangan cairan ini akan mengalami gangguan. Apalagi, dalam kondisi ini
pada umumnya hewan mengalami gangguan asupan air –biasanya hewan tidak mau
makan atau minum. Dengan demikian, diperlukan tindakan terapi cairan untuk
mengembalikan cairan di dalam tubuh yang hilang.
Menurut
Budhi, terapi cairan yang dilakukan tersebut tidak hanya mengoreksi volume
cairan yang hilang, namun juga mengembalikan komposisi elektrolit dalam cairan
tubuhnya (lihat tabel 2), kondisi keasaman (pH) dan tekanan osmotiknya. Dengan
demikian, cairan yang dimasukkan ke
dalam tubuh hewan harus memiliki komposisi yang sesuai dengan yang dibutuhkan
untuk mengembalikan keempat hal tersebut kembali kepada kondisi normal.
Berikut ini merupakan perhitungan
untuk pemberian/terapi cairan pada hewan yang dehidrasi:
Existing deficit (ml) = berat badan
(kg) x % dehidrasi x 1000
Maintenance requirements = berat
badan (kg) x 40-60 ml/kg/day
Continuing losses = perkiraan
kehilangan cairan (ml/day)
contoh :
Jika seekor anjing dengan berat 20
kg mengalami dehidrasi akibat anorexia dan diare selama 3 hari. Pasien mengalami
penurunan elasitas kulit (Tugor kulit menurun), membran mukosa kering, dan
lamanya CRT (Capillary Refilling Time). Pada pemeriksaan lab ditemukan PCV 57%,
protein plasma 8,6 g/dl, BUN 38 mg/dl, dan berat jenis urin 1.060. Sehingga
perkiraan kehilangan cairan adalah 8%. Berapakah jumlah cairan yang dibutuhkan
oleh pasien ?
Existing deficit (ml) = 20 (kg) x 8%
(0,08) x 1000 = 1600
Maintenance requirements = 20 (kg) x
50 ml/kg/day = 1000
Continuing losses = 400
Total = 3000 (ml)
Evaluasi
dehidrasi
Untuk
mengetahui tingkat dehidrasi secara pasti, menurut Budhi, harus dilakukan
evaluasi kondisi hewan dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.
Dari data-data inilah kemudian interpretasi dan perkiraan kekurangan cairan
dari pasien dapat diketahui. Sungguhpun demikian, menurut Budhi, tidak ada
metode obyektif untuk mengalkulasi tingkat dehidrasi, metode yang dipakai
adalah berdasarkan evaluasi secara kualitatif –berdasarkan parameter kondisi
fisik. Pada umumnya, dehidrasi baru akan menimbulkan gejala klinis jika
angkanya di atas 4%. Dalam perjalanannya, gejala klinis akan meningkat apabila
tingkat dehidrasi di atas 10%.
Sebagai
langkah awal, pemilik dapat mengetahui hewan kesayangannya mengalami dehidrasi
atau tidak, dari tanda-tanda fisiknya. Hewan yang mengalami dehidrasi akan
terlihat lemah dan lesu. Lidah terlihat pucat dan mengkerut, dengan mukosa
kering serta turgor kulit menurun –apabila dicubit akan lambat kembali ke
posisi semula. Kemudian, untuk memeriksa lebih pasti keadaan dehidrasinya,
tekanlah dengan ujung jari gusi hewan. Warna bagian gusi yang telah ditekan
akan berubah dari putih menjadi kembali memerah. Apabila perubahan waktu lebih
dari 2 detik, itu artinya hewan dalam keadaan dehidrasi –CRT/Capillary Refill
Time lebih dari 2 detik. Tanda lainnya hewan –terutama kucing dan anjing-- yang
mengalami dehidrasi adalah produksi urinnya kurang dari 2 cc/kg bobot badan per
jam. Apabila ketiga tanda-tanda tersebut dialami oleh hewan kesayangan anda,
maka segeralah bawa ke dokter hewan untuk mendapatkan penanganan terapi cairan
atau penanganan medis lainnya. Karena tidak jarang, dehidrasi merupakan gejala
awal proses penyakit yang dapat memperparah kondisi kesehatan hewan kesayangan
anda.
Diagnosa dehidrasi
1. Hewan lemah, lesu, lidah pucat mengkerut,
mukosa kering, turgor kulit menurun.
2. Perfusi jaringan perifer : CRT > 2 detik .
3. Produksi
urin kurang dari 2 cc/kg bobot badan per jam.
Pencegahan dehidrasi
Kita
tentu tidak mengarapkan hewan kesayangan mengalami dehidrasi atau bahkan yang
lebih parah dari itu. Dari sisi medis kedokteran hewan, tindakan pencegahan
adalah yang paling baik bagi kesehatan hewan. Satu hal yang perlu dicamkan
adalah memenuhi kebutuhan cairan harian mereka sesuai dengan yang telah
direkomendasikan oleh berbagai ahli kesehatan hewan. Sediakanlah air bersih
dalam jumlah yang cukup, serta bersihkanlah tempat minumnya setiap hari. Cara
ini akan membantu mereka mempertahankan status hidrasi mereka dalam kondisi prima.
DEHIDRASI
TANDA-TANDA
·
< 4% ada informasi kehilangan cairan
tubuh, seperti : muntah, pendarahan, diare, dll.
·
4 – 6% turgor kulit sedikit menurun
·
6 – 8% turgor kulit agak menurun, mukosa
agak kering, pulsus normal, agak tachycardia, kencing berkurang.
·
8 – 10% turgor kulit turun, mukosa
kering, mata kering, oliguria, pulsus cepat, tachycardia, mukosa kering dan
pucat.
·
10% - 12% turgor kulit sangat turun,
mukosa membran kering, pulsus cepat dan lemah,
napas cepat, depresi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar