Jaringan
Ikat
Jaringan ikat berkembang dari mesenkim, yang berasal dari mesoderm (lapisan
tengah embrio). Selain menjadi jaringan ikat (darah, tulang rawan, tulang, dan
lemak), mesenkim juga menjadi jaringan lain berupa otot, pembuluh darah,
beberapa kelenjar, dan epitelium. Letak sel-sel jaringan ikat tidak berhimpitan
rapat (berpencar-pencar), jika berhubungan hanya pada ujung-ujung
protoplasmanya. Perhatikan Gambar 1.
Jaringan ikat
mempunyai banyak fungsi, namun yang paling utama adalah sebagai penunjang dan
pengikat, media untuk pertukaran, pertahanan tubuh, dan penyimpan lemak. Fungsi
sebagai penunjang karena jaringan ikat dapat membentuk kapsula yang membungkus
organ yang sekaligus menunjang fungsi organ tersebut. Jaringan ikat juga
berperan sebagai media pertukaran hasil metabolik dalam jaringan dan zat
nutrisi serta oksigen di dalam darah dan pada beberapa sel dalam tubuh. Fungsi
pertahanan dan proteksi diperan kan oleh beberapa sel jaringan ikat seperti sel
fagositik, sel immunokompeten, dan sel penghasil substansi khusus dalam tubuh.
Matriks
Adalah bahan dasar tempat sesuatu
melekat. Matriks terdiri dariserat-serat dan bahan dasar. Serat-serat pengikat
pada matriks mengisirongga antar sel-sel sehingga akan membentuk jaringan.
Jaringan tersebutberfungsi menopang jaringan ikat. Matriks terdiri dari
beberapa jenis seratyaitu serat kolagen, serat elastin dan serat retikuler.
Serat kolagen
Memiliki sifat kuat, kelenturan yang
rendah, tetapi daya renggang yangtinggi, serat kolagen tersusun dari protein
kalogen. Protein ini banyakterdapat didalam tubuh yaitu sekitar 25% dari total
protein. Serat initerdapat pada tendon tulang dan kulit.
Serat elastin
Memilikio sifat kelenturan yang
tinggi, tersusun dari mokopolisakaridadan protein yang disebut elastin. Elastin
dikelilingi oleh gliko protein yangdisebut hibrilin dan terdapat pada pembuluh
darah, legamen dan selaputtulang rawan larin.
Serat retikuler
Memiliki sifat kelenturan yang
rendah, ukuranya lebih tipis dari seratkolagen dan terdiri dari kolagen yang
dilapisi oleh gliko protein. Serat iniberfungsi untuk mengikat suatu jaringan
ikat dengan jaringan ikat lainya.Serat retikuler terdapat pada hati, limpa dan
kelenjar limfe.
A.
Jaringan ikat terdiri dari 3 unsur utama, yaitu
1.
Matriks ekstraseluler,
Matriks tersusun oleh serabut-serabut
dan bahan dasar.
2.
Sel-sel penyokon.
Di dalam matriks tertanam berbagai sel-sel penyusun
jaringan ikat. Beberapa jenis sel yang tertanam dalam matriks sebagai berikut.
a.
Fibroblast Jaringan
Ikat, Fibroblast berfungsi mensintesis
dan mensekresikan protein pada serabut. Salah satu jenis sel yang
paling banyak terdapat pada jaringan ikat longgar. Diperkirakan berperan
sebagai sel penghasil serabut dan substansi dasar. Fibroblas merupakan sel
besar, bercabang-cabang yang dari samping berbentuk seperti gelendong.
Cabang-cabangnya langsing. Inti lonjong atau memanjang dan kromatin halus. Pada
sedian histologi, gambaran sel tidak begitu jelas dan ciri inti digunakan
sebagai pedoman untuk menentukannya. Fibroblas muda, secara aktif mengahsilkan
protein, sitoplasma bersifat basofilik. Pada Fibroblas tua, dan relatif yang
kurang aktif sitoplasmanya jarang, dan hanya basofilik lemah. Fibroblas tua
atau yang kurang aktif kadang-kadang disebut fibrosit. Fibroblas diperkirakan
sebagai sel tetap pada jaringan ikat, tetapi mereka tetap bisa tumbuh dan
bergenerasi.
b.
Perisit, Merupakan
sel yang berasal dari sel mesenkim yang tidak berdiferensiasi. Perisit adalah
sel perikapiler dengan posisi tetap pada sel endothel kapiler darah dan vena kecil.
Sel ini berbentuk memanjang dan dikelilingi oleh lamina basalis yang terus
berhubungan dengan membran basalis kapiler. Perisit mempunyai kompleks Golgi,
mitokondria, mikrotubulus dan filamen. Perisit mempunyai karakteristik seperti
sel endothel dan sel otot polos yaitu mengandung aktin, myosin dan tropomyosin.
Karena itu, fungsi perisit dihubungkan dengan proses kontraksi yang mengatur
aliran darah pada kapiler. Pada kejadian tertentu sperti terjadinya perlukaan,
perisit kemungkinan dapat berubah menjadi sel otot polos dan sel endotjel pada
kapiler darah
c.
Makrofag Jaringan
Ikat, Makrofag bentuknya
berubah-ubah (tidak teratur) dan khusus terdapat di dekat pembuluh darah,
berfungsi dalam pinositosis dan fagositosis. Makrofag dapat digerakkan atau
didistribusikan ke jaringan lain yang mengalami peradangan. Sering
disebut histiosit. Populasi sel ini hampir sama dengan fibroblas. Makrofag
kebanyakan ditemukan pada daerah yang kaya pembuluh darah. Bentuk sel tidak
beraturan dan cabang-cabangnya pendek. Bila dirangsang, dapat melakukan gerakan
amuboid dengan kaki-kaki palsu terjulur ke segala arah. Merupakan tipe sel
pengembara. Inti berbentuk lonjong , kadang-kadang berlekuk, lebih kecil dari
inti fibroblas.Sitoplasma berwarna gelap. Sel ini mempunyai kemampuan menelan.
Makrofag berperan untuk pertahanan tubuh karena dapat bergerak dan berdaya
fagositosis. Juga berperan dalam reaksi imunologis. Makrofag menghasilkan
sejumlah substansi penting seperti, lisozim, elastase, kolagenase, dan
interferon.
d.
Sel Tiang (Sel
Mast) Jaringan Ikat, Sel tiang
berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamin. Substansi heparin adalah
suatu anti koagulan yang dapat menghalangi pengubahan protrombin menjadi
trombin yang berfungsi mencegah pembekuan darah. Substansi histamin adalah
suatu zat yang dihasilkan mastosit sebagai reaksi terhadap antigen yang sesuai
dan berfungsi meningkatkan permeabilitas kapiler darah. Sel Mast
tersebar luas pada jaringan ikat, tetapi cenderung mengelompok kecil-kecil pada
pembuluh darah. Mudah dikenal karena terdapat granula pada sitoplasmanya.
Bentuk sel lonjong, tidak beraturan dan kadang-kadang memiliki kaki semu
pendek. Inti sel kecil dan tidak mencolok. Sel Mast menghasilkan antikoagulan
yaitu heparin, histamin yang mengakibatkan vasodilatasi, dan serotonin yang
berperan sebagai vasokonstriktor. Selain itu, sel Mast melepaskan mediator
seperti faktor anafilaktif dan pengaktif trombosit.
e.
Sel Lemak Jaringan Ikat, Sel lemak berfungsi menyimpan lemak. Jaringan ikat
yang memiliki sel lemak dalam jumlah banyak disebut Jaringan adiposa. Sel
lemak sering disebut adiposit, dan berasal dari sel mesenkim yang tidak
mengalami diferensiasi. Fungsi sel lemak adalah untuk mensintesis dan menyimpan
triglyserida. Ada dua jenis sel lemak yakni sel unilokular yaitu mengandung
satu unit sel lemak dan ukurannya besar dan membentuk jaringan lemak putih.
Sedangkan sel lemak yang dibentuk oleh banyak unit lemak namun ukurannya kecil
disebut multilokular dan membentuk jaringan lemak coklat. Penyebaran lemak
putih lebih banyak dibanding dengan lemak coklat. Sel lemak putih berbentuk
bulat atau polihedral dengan diameter 120 ųm. Sel lemak coklat berbentuk
poligonal.
f.
Berbagai Jenis Sel
Darah Putih, Sel darah putih
berfungsi melawan patogen (berupa bakteri, virus, atau Protozoa) yang
menimbulkan penyakit. Sel-sel darah putih bergerak bebas secara diapedesis di
antara darah, limfa, atau jaringan ikat untuk membersihkan patogen. Sel darah
putih ada 2 macam, yaitu sel darah putih granulosit dan agranulosit. Sel darah
putih granulosit (yang bergranula), misalnya eosinofil, basofil, dan neutrofil,
sedangkan yang agranulosit (tidak bergranula), yaitu limfosit dan monosit
3.
Serabut protein.
Serabut
proteinnya (fibra) terdiri dari
a.
serat kolagen, Serat kolagen adalah protein yang paling berlimpah pada hewan. Serat
kolagen bersifat elastik dan berfungsi menjaga setiap organ melekat di
tempatnya. Serabut kolagen mempunyai
daya elastisitas rendah, daya regang sangat tinggi, berwarna putih, dan
bentuknya berupa berkas-berkas beragam. Serabut kolagen terdapat pada tendon
(penghubung otot dengan tulang) dan jaringan ikat longgar. Perhatikan Gambar 2.
Gambar
2. Serabut kolagen
Terdapat pada semua jenis jaringan ikat. Terdiri atas protein
kolagen. Pada keadaan segar berwarna putih. Diameternya berkisar antara 1-12
mikron. Beberapa serabut bergabung menjadi berkas serabut yang lebih besar.
Dalam keadaan segar bersifat lunak, dan sangat kuat. Susunan serabut kolagen
bergelombang, karenannya bersifat lentur. Benang serabut kolagen yang paling
halus yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya adalah fibril dengan tebal
kurang lebih 0,3 sampai 0,5 µm. Selanjutnya fibril ini disusun oleh satuan
serabut yang lebih kecil yang disebut miofibril dengan diameter 45 sampai
100nm. Miofibril ini hanya terlihat dengan mikroskop elekron dan tampak
mempunyai garis melintang khas dengan periodisitas 67 nm. Serabut kolagen
memiliki daya tahan tarik tinggi. Serabut kolagen dijumpai pada tendon,
ligamen, kapsula, dll. Serabut ini bening dan terlihat garis memanjang. Bila
kolagen direbus akan menghasilkan gelatin. Serabut kolagen dapat dicerna oleh
pepsin dan enzim kolagenase. Paling tidak telah dikenal 2 jenis serabut kolagen
dengan variasi pada urutan asam amino dari rantai α (alfa). Dari 20 jenis
tersebut, ada 6 tipe kolagen yang yang paling utama dan secara genetik berbeda.
Keenam tipe kolagen tersebut adalah :
o
Tipe I : tipe kolegen yang paling banyak
ditenukan. Terdapat pada jaringan ikat dewasa, tulang, gigi dan sementum
o
Tipe II : kolagen tipe ini dibentuk oleh
kondroblas dan merupakan unsur utama penyusun matriks tulang rawan. Kolagen ini
ditemukan pada kartilago hyalin dan elastik
o
Tipe III : Kolagen ini ditemukan pada awal
perkembangan beberapa jenis jaringan ikat. Pada keadaan dewasa kolagen ini
terdapat pada jaringan retikuler
o
Tipe IV : terdapat pada lamina densa pada lamina
basalis dan diperkirakan merupakan hasil sel-sel yang langsung berhubungan
engan lamina tersebut
o
Tipe V : terdapat pada plasenta, dan berhubungan
dengan kolagen tipe I
o
Tipe VI : terdapat pada basal lamina
b.
serat elastik, Serat elastis terdiri dari untaian protein elastin yang bersifat
seperti karet, serat ini dapat memulihkan organ kembali ke bentuk semula,
misalnya saat kita mencubit kulit tangan. Serabut
elastin mempunyai elastisitas tinggi, berwarna kuning, lebih tipis dari serabut
kolagen, dan bentuknya seperti bangunan bercabang-cabang dan tebal. Serabut
elastin tersusun oleh protein dan mukopolisakarida. Serabut elastin antara lain
terdapat pada pembuluh darah dan ligamen. Elastisitas serabut elastin akan
semakin menurun dengan semakin bertambahnya usia seseorang. Serabut
elastin terlihat sebagai pita pipih atau benang silindris panjang dan sangat
elastis. Daya elastisitas ini disebabkan karena serabut elastin mengandung
protein elastin. Elastin merupakan material amorf yang kandungan utamanya
adalah asam amino glysin dan prolin. Serat elastin tidak terpengaruh oleh air
panas atau dingin atau larutan asam dan alkali. Tertapi dapat dicerna secara
enzymatik oleh enzym elastase pankreas. Ukurannya antara 1-4 mikrometer.
Lazimnya bercabang dan membentuk jalinan. Dalam keadaan segar, serabut elastin
berwarna kekuning-kuningan. Dengan pengecatan HE serabut elastin berwarna merah
jambu. Terdapat pada organ yang memerlukan daya elastisitas ,yaitu daun
telinga, pita suara, trakea, ligamentum nukhe, kulit dan pembuluh arteri.
Gambar
: Serabut Elastin
c. serat
retikuler, Serat retikuler adalah
kolagen yang tipis dan bercabang, berfungsi menghubungkan jaringan ikat dengan
jaringan lainnya. Serabut retikular
mempunyai daya elastisitas rendah. Hampir sama dengan serabut kolagen, tetapi
ukurannya lebih kecil. Serabut ini berperan menghubungkan antara jaringan ikat
dengan jaringan lainnya.
B.
Bahan Dasar Jaringan Ikat
Bahan dasar penyusun matriks berupa
bahan homogen setengah cair yang terdiri dari mukopolisakarida sulfat dan asam
hialuronat. Matriks bersifat lentur jika asam hialuronatnya tinggi dan akan
bersifat kaku jika mukopolisakaridanya tinggi. Bahan dasar yang terdapat dalam
sendi bersifat kental, sedangkan yang terdapat dalam tulang punggung bersifat
padat.
C.
Macam Jaringan ikat
Berdasarkan struktur dan
fungsinya, jaringan ikat dikelompokkan menjadi dua yaitu jaringan ikat biasa
dan jaringan ikat dengan sifat khusus.
1)
Jaringan ikat
Biasa, Jaringan ikat biasa
dibedakan menjadi jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat.
Gambar 3.
Jaringan pengikat longgar
a.
Jaringan ikat longgar
Ciri-ciri
: sel-selnya jarang dan sebagian jaringannya tersusun atas matriks yang
mengandung serabut kolagen dan serabut elastis. Jaringan ikat longgar terdapat
di sekitar organ-organ, pembuluh darah dan saraf. Fungsinya untuk membungkus organ-organ tubuh,
pembuluh darah dan saraf. Jaringan ikat
longgar paling banyak terdapat dalam tubuh, jaringan ini juga berfungsi mengikatkan epithelium dengan
jaringan dibawahnya dan berfungsi menjaga agar organ tetap berada pada
tempatnya. Serat jaringan ini tertenun longgar, dan di antara serat-seratnya
terdapat sel-sel fibroblast yang berfungsi mensekresikan protein serat
ekstraseluler, sel-sel makrofag yang berfungsi sebagai sistem pertahan tubuh,
sel-sel lemak yang membentuk jaringan adiposa, sel-sel pingmen dan sel-sen
mesenkim. Susunan jaringan ikat longgar
dapat Anda amati pada Gambar 3. Jaringan ini mempunyai ciri ciri utama yaitu
susunan serat-seratnya yang longgar. Matriksnya berupa cairan lendir (mucus).
Pada matriks terdapat berkas serabut kolagen yang fleksibel, tetapi tidak
elastis. Adanya serabut kolagen memungkinkan terjadinya gerakan dari
bagian-bagian yang saling dihubungkan. Pada matriks juga terdapat fibroblast,
sel mast, dan plasma sel. Jaringan ikat longgar mempunyai beberapa fungsi
berikut.
·
Membentuk
membran yang membatasi jantung dan rongga perut.
·
Mengikatkan
kulit pada jaringan di bawahnya.
·
Mengelilingi
pembuluh darah dan saraf yang menyusup ke organ.
·
Pengikat
lapisan epitelium pipih membentuk lembar mesenterium.
·
Membantu
melekatkan organ pada otot dinding tubuh.
·
Memberi bentuk
organ dalam seperti kelenjar limfa, sumsum tulang, dan hati.
Jaringan ikat longgar terdapat di sekitar
pembuluh darah, saraf, dan sekitar organ tubuh. Contoh lain jaringan yang
termasuk jaringan ikat longgar adalah jaringan lemak (Gambar 4.) atau jaringan
adiposa. Jaringan ini terdapat pada lapisan lemak di bawah kulit.
Gambar 4.
Jaringan lemak
b.
Jaringan ikat padat
Jaringan ikat padat adalah jaringan yang banyak mengadung serabut
berkolagen yang tersusun dalam berkas paralel. Contohnya tendon yang berfungsi
melekatkan otot ke tulang dan ligamen yang menghubungkan tulang dengan tulang
lain pada persendian.Nama lainnya
jaringan ikat serabut putih, karena terbuat dari serabut kolagen yang berwarna
putih. Jaringan ini terdapat pada selaput urat, selaput pembungkus otot, fasia,
ligamen dan tendon.Fasia adalah jaringan ikat berbentuk lembaran yang
menyelimuti otot. Ligamen adalah jaringan ikat yang berperan sebagai penghubung
antar tulang.Tendon adalah ujung otot yang melekat pada tulang. Fungsinya untuk
menghubungkan berbagai organ tubuh seperti otot dengan tulang-tulang, tulang
dengan tulang, juga memberikan perlindungan terhadap organ tubuh. Jaringan ini mempunyai struktur serat-serat terutama
kolagen yang padat. Jaringan ikat padat dibedakan menjadi jaringan-jaringan
ikat padat teratur dan tidak teratur. Jaringan ikat padat teratur mempunyai
berkas kolagen yang tersusun teratur ke satu arah, misalnya pada tendon.
Sementara itu, jaringan ikat padat tidak teratur mempunyai berkas kolagen yang
menyebar membentuk anyaman kasa yang kuat, misalnya di lapisan bawah kulit.
a.
Jaringan Lemak (Adiposa)
Jaringan
lemak tersusun dari sel-sel lemak yang tidak membentukserst-serat interseluler
atau matriks, tetapi terspesialisasi untukpenimbunan lemak. Jaringan lemak
berasal dari sel-sel mesenkim. Jaringan iniberfungsi sebagai bantalan untuk
melindungi organ-organ secara mekanis daribenturan, sebagai persediaan cadangan
makanan, dan sebagai alat pengaturpanas dengan cara membantu menjaga suhu
badan, terutama pada bayi yangbaru dilahirkan. Jaringan lemak terdapat di
seluruh bagian tubuh, yaitu dibawah kulit di sekitar persendian, serta di
sekitar organ bagian dalam sepertiginjal dan jantung.
Merupakan bentuk jaringan khusus dimana selnya mampu menimbun
lemak. Ada dua macam yaitu lemak coklat dan lemak putih.
Jaringan lemak putih terbagi atas septa berbentuk jaringan
ikat longgar menjadi kelompok sel lemak disebut lobulus. Tiap sel dikelilingi
oleh serabut kolagen dan retikuler. Diameter sel lemak 200 µm dan mengandung
satu unit lemak. Sitoplasma tipis dan inti pipih.
Gambar : Lemak Putih
Jaringan Lemak Coklat, selnya lebih kecil dari lemak putih.
Unit-unit kecil lemak tersebar pada sitoplasma. Kadar sitokrom tinggi, sehingga
warnanya coklat. Banyak dijumpai pada rodensia dan binatang berhibernansi.
Gambar : Lemak Coklat
2) Jaringan Ikat dengan Sifat Khusus, Jaringan ikat dengan sifat khusus terdiri atas
jaringan tulang rawan (kartilago), jaringan tulang keras, serta darah dan
limfa.
a.
Jaringan tulang rawan
Jaringan
tulang rawan (cartilago) terdiri dari serat berkolagen dan matriks mirip karet
yang tersusun dari bahan kondroitin sulfat. Kondroitin sulfat dan serabut
kolagennya disekresikan oleh kondosit, yaitu set yang terdapat pada
lakuna (rongga) pada tulang rawan. Kombinasi kolagen dan kondroitin sulfat membuat
tulang rawan menjadi jaringan yang kuat tetapi fleksible. Jaringan tulang rawan
yang terletak pada hidung dan telinga disebut kartilago elastis, pada
cincin-cincin trakea disebut kartilago hyaline dan pada lempengan antarvertebra
disebut cartilage fibrosa. Jaringan tulang rawan dibungkus oleh selaput fibrosa
yang disebut perikondrium. Contohnya ikan hiu yang rangkanya terbuat dari
tulang rawan. Pada masa embrionik, sebagian vertebrata juga berkerangka tulang
rawan yang kemudian berganti menjadi tulang sejati. Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari
jaringan embrional yang disebut mesenkim, pada orang dewasa berasal dari
selaput tulang rawan atau perikondrium yang banyak mengandung kondroblas atau
pembentuk sel-sel tulang rawan. Fungsinya untuk menyokong kerangka tubuh. Tulang rawan berfungsi sebagai rangka tubuh pada
awal embrio, menunjang jaringan lunak dan organ dalam, serta melicinkan
permukaan tulang dan sendi. Tulang rawan tidak mempunyai saraf dan pembuluh
darah. Perhatikan struktur tulang rawan penyusun trakea pada Gambar 5.
Gambar 5.
Jaringan tulang rawan yang terdapat pada trakea
Ada
3 macam jaringan tulang rawan :
Ø Kartilago hialin
Matriksnya bening kebiruan. Terdapat pada permukaan
tulang sendi, cincin tulang rawan pada batang tenggorok dan cabang batang
tenggorok, ujung tulang rusuk yang melekat pada tulang dada dan pada ujung
tulang panjang.
Kartilago hialin merupakan bagian terbesar dari kerangka embrio juga membantu pergerakan persendian, menguatkan saluran pernafasan, memberi kemungkinan pertumbuhan memanjang tulang pipa dan memberi kemungkinan tulang rusuk bergerak saat bernafas. Kartilago hialin mengandung serabut kolagen yang halus, berwarna putih kebirubiruan, dan tembus cahaya. Kartilago hialin terdapat pada ujung tulang keras, cakram epifisis, persendian, dan saluran pernapasan (dari hidung sampai dengan bronkus). Kartilago hialin berfungsi untuk memberi kekuatan, menyokong rangka embrionik, menyokong bagian tertentu rangka dewasa, dan membantu pergerakan persendian. Anda dapat mengamati penampang kartilago hialin pada Gambar 6.
Kartilago hialin merupakan bagian terbesar dari kerangka embrio juga membantu pergerakan persendian, menguatkan saluran pernafasan, memberi kemungkinan pertumbuhan memanjang tulang pipa dan memberi kemungkinan tulang rusuk bergerak saat bernafas. Kartilago hialin mengandung serabut kolagen yang halus, berwarna putih kebirubiruan, dan tembus cahaya. Kartilago hialin terdapat pada ujung tulang keras, cakram epifisis, persendian, dan saluran pernapasan (dari hidung sampai dengan bronkus). Kartilago hialin berfungsi untuk memberi kekuatan, menyokong rangka embrionik, menyokong bagian tertentu rangka dewasa, dan membantu pergerakan persendian. Anda dapat mengamati penampang kartilago hialin pada Gambar 6.
Gambar 6.
Penampang kartilago hialin
Ø Kartilago fibrosa
Matriksnya berwarna gelap dan keruh. Jaringan ini
terdapat pada perekatan ligamen-ligamen tertentu pada tulang, persendian tulang
pinggang, pada calmam antar ruas tulang belakang dan pada pertautan antar
tulang kemaluan kiri dan kanan. Fungsi utama untuk memberikan proteksi dan
penyokong. Kartilago fibrosa mengandung
serabut kolagen yang padat dan kasar sehingga matriksnya berwarna gelap dan
keruh. Kartilago fibrosa terdapat pada ruas-ruas tulang belakang, simfisis
pubis, dan persendian. Kartilago fibrosa berfungsi untuk menyokong dan
melindungi bagian di dalamnya. Anda dapat mengamati penampang kartilago fibrosa
pada Gambar 7.
Gambar 7.
Penampang kartilago fibrosa
Ø Kartilago elastik
Matriksnya berwarna keruh kekuning-kuningan. Jaringan
ini terdapat pada dawn telinga, epiglottis, pembuluh eustakius dan laring. Kartilago elastis mengandung serabut elastis dan
serabut kolagen. Matriksnya berwarna keruh kekuning-kuningan. Kartilago ini
lebih elastis dari kartilago yang lain sehingga mudah pulih posisinya.
Kartilago ini terdapat di epiglotis, daun telinga, dan bronkiolus. Kartilago
elastis berfungsi untuk memberi fleksibilitas dan sebagai penyokong. Anda dapat
mengamati penampang kartilago elastis pada Gambar 8.
Gambar
8.Penampang kartilago elastis
b.
Jaringan tulang sejati
Jaringan tulang sejati adalah
kerangka yang menyokong tubuh, dan merupakan jaringan ikat yang mengandung
mineral. Sel-sel pembentuk tulang, yaitu osteoblast mensekresikan matriks
kolagen dan ion kalsium, magnesium dan fosfat. Deposit mineral ini membuat
tulang sejati menjadi keras. Struktur tulang terdiri atas system haversi.
Sistem haversi terdiri canalis haversi (saluran longitudinal ditengah-tengah,
mengandung pembuluh darah), lamella konsentris (terdiri dari matriks bermineral
yang berlapis mengelilingi canalis haversi), lacuna (rongga-rongga pada lamella
konsentris), osteosit (sel tulang yang terletak di lacuna) dan canaliculus
(saluran yang menghubungkan antarlakuna). Jaringan tulang dibungkus oleh
serabut fibrosa yang disebut periosteum. Jaringan
tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan di dalam matriks,
matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garam mineral
terutama garam kalsium (kapur). Tulang merupakan komponen utama dari kerangka
tubuh dan berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat melekatnya otot
kerangka.
Tulang dapat
dibagi menjadi 2 macam :
Ø Tulang keras, bila matriks tulang rapat dan padat.
Contoh : tulang pipa.
Ø Tulang spons, bila matriksnya berongga. Contoh :
tulang pendek.
Tulang merupakan jaringan ikat yang
termineralisasi (mengandung mineral). Sel tulang disebut osteosit yang dibentuk
oleh osteoblast. Antara osteosit yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh
kanalikuli. Matriks osteoblast mengandung kalsium fosfat yang memperkeras
matriks sehingga tulang lebih keras daripada tulang rawan. Berat tubuh mamalia
dewasa, 15% berupa tulang. Berat tulang sebagian besar tersusun atas garam
mineral, yaitu 85% kalsium fosfat, 10% kalsium karbonat, 4% magnesium klorida,
dan 1% kalsium fluorida. Oleh karena itu susunan tulang menjadi keras dan kaku.
Endapan garam mineral menyusun dan melingkari bagian pusat tulang sehingga
membentuk pita melingkar disebut lamela. Pada batas lamela terdapat lakuna yang
di dalamnya terdapat osteosit (sel tulang). Setiap tulang dibungkus oleh
periosteum, yaitu jaringan ikat fibrosa yang berbentuk lembaran pipih dan liat.
Lapisan dalam dilapisi oleh endosteum.
Gambar 9.
Penampang bujur tulang pipa
Perhatikan Gambar 9. Berdasarkan susunan matriksnya, jaringan tulang dibedakan menjadi tulang keras atau tulang kompak dan tulang berongga atau tulang spons. Tulang keras memiliki matriks yang susunannya rapat. Sementara itu, tulang spons memiliki susunan matriks longgar atau berongga. Susunan anatomi tulang pipa terdiri atas bagian epifisis di kedua ujung dan diafisis di bagian tengah. Epifisis tulang pipa berbentuk bonggol serta tersusun oleh periosteum dan tulang rawan. Diafisis tulang pipa terdiri atas periosteum, tulang keras, tulang spons, dan rongga sumsum tulang.
Gambar 10. Sistem
Havers pada jaringan tulang
Perhatikan Gambar 10. Pada tulang keras atau
kompak, sel-sel tulang tersusun membentuk sebuah sistem yang disebut sistem
Havers. Bagian tengah sistem Havers terdapat saluran disebut saluran Havers
yang berisi pembuluh darah, pembuluh limfa, dan saraf. Di antara dua saluran
Havers dihubungkan oleh saluran Volkman. Di sekeliling sistem Havers terdapat
lapisan tulang yang disebut lamela. Pada lamela-lamela inilah terdapat osteosit
(sel-sel tulang) yang menempati lakuna (rongga) yang tersusun secara
konsentris. Susunan osteosit dapat Anda amati pada Gambar 11.
Gambar 11.
Osteosit (sel tulang) pada lakuna
Anda telah mempelajari dua jenis jaringan tulang yaitu tulang rawan (kartilago) dan tulang keras. Seperti telah disebutkan di depan sel-sel tulang keras tersusun membentuk sebuah sistem yang disebut sistem Havers. Lakukan kegiatan di bawah ini agar Anda lebih memahami bagian-bagian dari sistem Havers.
c. Jaringan Darah
Jaringan darah adalah jaringat pengangkut pada
tubuh, terdiri dari matriks ekstraseluler yaitu plasma darah dan komponen
tersuspensi yaitu sel-sel darah. Walaupun berbeda dengan jaringan ikat umumnya
darah dimasukkan pada kategori ini karena memenuhi syarat jaringan ikat, yaitu
memiliki matriks ekstraseluler yang luas. Sel-sel darah terdiri dari
eritrosit, leokosit dan platelet. Jaringan
darah merupakan jaringan penyokong khusus, karena berupa cairan. Darah merupakan jaringan ikat. Pada mamalia terdapat
6 liter darah atau 6–10% dari berat tubuh. Darah beredar dalam pembuluh darah
arteri, vena, dan kapiler. Jaringan darah terdiri atas substansi cair dan substansi
padat. Substansi cair disebut plasma darah, sedangkan substansi padat berupa
sel-sel darah. Perhatikan Gambar 12. Ada tiga tipe sel darah, yaitu eritrosit
(sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit (keping-keping
darah).
Gambar 12.
Komponen darah
Darah mempunyai beberapa fungsi berikut.
Ø
Mengangkut sari
makanan, O2 , dan hormon ke sel-sel tubuh.
Ø
Mengangkut zat
sisa dan CO 2 dari sel-sel tubuh.
Ø
Mengatur suhu
badan.
Ø
Leukosit dapat
berfungsi untuk melawan penyakit.
Ø
Menutup luka dengan
pembekuan darah.
Bagian-bagian
dari jaringan darah adalah :
Ø Sel darah, Dibagi menjadi sel darah merah (eritrosit) berfungsi untuk mengangkut
oksigen dan sel darah putih (lekosit) berfungsi untuk melawan benda-benda asing
yang masuk ke dalam tubuh.
Ø Keping-keping darah (trombosit), Berfungsi dalam proses pembekuan darah.
Ø Plasma darah Komponen terbesar adalah air, berperan mengangkut sari makanan, hormon,
zat sisa hasil metabolisms, antibodi dan lain-lain.
6. Jaringan Limfe/Getah Bening
Limfa
merupakan suatu cairan yang dikumpulkan dari berbagai jaringan dan kembali ke
aliran darah. Komponen selular berupa limfosit dan granulosit (neutrofil,
eosinofil, dan basofil). Cairan limfa mengalir dalam saluran yang disebut
pembuluh limfa yang berada sejajar dengan pembuluh vena darah. Fungsi limfa
adalah mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, dan zat-zat lain dari
jaringan ke sistem peredaran. Struktur jaringan limfa dapat Anda amati pada
Gambar 13. Asal jaringan limfe adalah
bagian dari darah yang keluar dari pembuluh darah, komponen terbesarnya adalah
air dimana terlarut zat-zat antara lain glukosa, garam-garam, asam lemak. Komponen selulernya adalah limfosit. Jaringan
limfe menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfe. Fungsi jaringan limfe
selain untuk kekebalan tubuh (adanya limfosit) juga untuk mengangkut cairan
jaringan, protein, lemak, garam mineral dan zat-zat lain dari jaringan ke
sistem pembuluh darah.
Gambar 13.
Jaringan limfa
D.
Kategori
Jaringan Ikat
Sifat jaringan
ikat sangat bervariasi. Penampilannya tergantung pada proporsi relatif san
susunan unsur sel, substansi, dan serabut jaringan ikat. Berdasarkan
perkembangannya, sel, serabut dan matrik, jaringan ikat dibagi menjadi Jaringan
ikat Embrional dan Jaringan ikat Dewasa.
1)
Jaringan Ikat Embryonal
o
Jaringan Ikat Mesenkim, Hanya ditemukan pada
jaringan embryo dan terdiri dari sel mesenkim, memiliki penjuluran panjang
saling berhubungan membentuk jalinan tiga dimensi. Matriks jaringan ikat cukup
banyak dan pada tahap-tahap awalnya adalah cairan yang dapat mengental tetapi
kemudian mengandung serabut-serabut halus. Sel mesenkim mempunyai inti lonjong.
Sel mesenkim dapat menumbuhkan organ tubuh.
Gambar Jaringan Ikat Mesenkim
o
Jaringan Ikat Mukosa, Selnya membentuk jalinan,
matriknya diisi oleh massa gel terutama mengandung asam hyaluronat. Jaringan
ikat ini telah mengandung serabut kolagen terutama tipe I dan III serta
fibroblast. Jaringan ikat ini dikenal juga dengan nama Wharton’s jelly.
Terdapat pada hipodermis embrio dan tali pusar. Pada dewasa terdapat pada
lipatan omasum dan glans penis.
Gambar : Jaringan Ikat Mukosa
2)
Jaringan Ikat Dewasa
o
Jaringan Ikat Longgar, Jaringan ikat longgar
dikenal juga dengan nama Jaringan Ikat Areolar. Jenis jaringan ikat ini banyak
ditemukan pada hewan dewasa. Jaringan ikat ini menciri dengan banyak ditemukan
adanya substansi dasar dan cairan jaringan. Jaringan ikat ini juga banyak
mengandung sel dan serabutnya longgar. Serabutnya adalah kolagen, elastis dan
retikuler. Jumlah serabutnya tergantung orientasi, susunan dan kuantitasnya.
Jaringan ikat longgar banyak mengandung sel pengembara seperti makrofag, sel
mast dan sel yang tidak berdeferensiasi. Jaringan ini banyak dijumpai pada
pembuluh darah, saraf, diantara berkas otot, di bawah epitel. Fungsi jaringan ini
sebagai pengisi, penunjang dan bantalan.
Gambar : Jaringan Ikat Longgar
o
Jaringan Ikat Padat, Jumlah serabut lebih banyak
dari sel dan matrik. Jaringan ikat padat dibagi menjadi 2, yaitu Jaringan Ikat
Padat teratur dan Tidak teratur. Jaringan Ikat Padat Teratur, mengandung
terutama serabut kolagen. Serabut kolagen paling banyak dan tersusun saling
menyilang. Populasi sel yang utama adalah fibroblast. Banyak dijumpai pada
organ seperti : kapsula paru-paru, kapsula hati, ginjal, limpa, testis, fasia,
aponeurosa, perikardium dan dermis.
Gambar : Jaringan Ikat Tidak Teratur
Jaringan Ikat Padat Tidak Teratur, terdapat dua bentuk
tergatung macam serabutnya. Pada tendon dan ligamen mayoritas kolagen sedangkan
pada ligamentum nukhe serabut elatis yang utama.
§
Jaringan Ikat Padat Tidak Teratur
§
Jaringan Ikat Padat Teratur
·
Kolagen
·
Elastik
·
Jaringan Retikuler
·
Jaringan Lemak
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar