Rabu, 19 September 2012

Proses Pembentukan Plasenta



PENDAHULUAN
Plasenta adalah bagian kehamilan yang penting. Dimana plasenta memiliki peran berupa transport zat dari ibu ke janin, penghasil hormon yang berguna selama kehamilan, serta sebagai barier. Melihat pentingya peranan dari plasenta maka bila terjadi kelainan pada plasenta akan menyebabkan kelainan pada janin ataupun gangguan pada proses persalinan.
Plasenta berasal dari penggabungan vili korionik dan endometrium uterus. Plasenta berbentuk bundar dengan diameter 15 sampai 20 cm dan tebal lebih kurang 2,5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram. Umumnya plasenta berbentuk lengkap pada kehamilan lebih kyrang 16 minggu.letak plasenta umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak keatas kearah fundus uteri.
Plasenta merupakan organ penting bagi janin, karena sebagai alat pertukaran zat antara ibu dan bayi atau sebaliknya. Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal ± 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram.  Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilankurang dari 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh Cavum uteri.
Plasenta terletak di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas kearah fundus uteri, dikarenakan alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplementasi. Plasenta berasal dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu villi koriales atau jonjot chorion dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desiduabasalis.
Plasenta mempunyai dua permukaan, yaitu permukaan fetal dan maternal.  Permukaan fetal adalah permukaan yang menghadap ke janin, warnanya keputih-putihan dan licin. Hal ini disebabkan karena permukaan fetal tertutup oleh amnion, di bawah nampak pembuluh-pembuluh darah. Permukaan maternal adalah permukaan yang menghadap dinding rahim, berwarna merah dan terbagi oleh celah-celah yang berasal dari jaringan ibu.  Jumlah celah pada plasenta dibagi menjadi 16-20 kotiledon.
Gambar 1. Permukaan plasenta
Penampang plasenta terbagi menjadi dua bagian yang terbentuk oleh jaringan anak dan jaringan ibu. Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut membrana chorii, yang dibentuk oleh amnion,pembuluh darah janinkorion dan villi. Bagian dari jaringan ibu disebut piring desidua atau piring basal yang terdiri dari desidua compacta dan desidua spongiosa.
Gambar 2. Struktur plasenta
FUNGSI PLASENTA
Fungsi plasenta adalah mengusahakan janin tumbuh dengan baik. Untuk pertumbuhan ini dibutuhkan adanya penyaluran zat asam, asam amino, vitamin dan mineral dari ibu ke janin, dan pembuangan CO2 serta sampah metabolisme janin ke peredaran darah ibu.
Plasenta juga dapat dilewati kuman-kuman dan obat-obatan tertentu. Penyaluran zat makanan dan zat lain dari ibu ke janin dan sebaliknya harus melewati lapisan trofoblas plasenta.
Berikut ini adalah fungsi dari plasenta diantaranya :
1.      Nutrisi         : memberikan bahan makanan pada janin
2.      Ekskresi       : mengalirkan keluar sisa metabolisme janin
3.      Respirasi      : memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
4.      Endokrin      :menghasilkan hormon-hormon : hCG, HPL, estrogen,progesteron, dan sebagainya (cari / baca sendiri).
5.      Imunologi    : menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin
6.      Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang diberikan melalui ibu.
7.      Proteksi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik (tetapi akhir2 ini diragukan, karena pada kenyataanya janin sangat mudah terpapar infeksi / intoksikasi yang dialami ibunya).




SIRKULASI PLASENTA
·         kapilar janin pada percabangan terminal vili korionik (korion frodosum) dibasahi dengan darah maternal dalam sinus darah desidua basalis endometrium uterus.permukaan jaringan janin dan maternal dipisahkan oleh ruang intervilus.
o   Di sisi maternal, darah memasuki ruang intervilus dari ateriol maternal yang terkikis. Darah arteri maternal kaya akan oksigen dan nutrien.
o   Di sisi janin, darah memasiki vili dari arteri umbilikus. Darah arteri umbilikus miskin akan oksigen dan kadar CO2 serta produk buangannya tinggi.
·         Setelah pertukaran gas, nutrien, dan produk buangan antara darah maternal dan janin dalam kapiler vili, darah kaya oksigen dan nutrien kembali ke janin melalui vena umbilikus. Darah maternal kembali melalui vena uterus.
·         Darah janin dan maternal memiliki hubungan yang dekat, tetapi tidak memiliki hubungan langsung. Perpindahan zat antara darah janin dan maternal adalah melalui difusi, transpor aktif, dan pinositosis.
·         Menjelang akhir kehamilan, plasenta memungkinkan antibodi maternal memasuki sirkulasi janin. Antibodi memberikan imunitas pasif sementara pada janin.
·         Obat-obatan, alkohol, polutan lingkungan, virus, dan agens penyebab penyakit lainnya masuk dengan bebas dari sirkulasi maternal ke sirkulasi janin. Sebagai zat ini disebut teratogen atau agens yang dapat menyebabkan defek lahir.
PEMBENTUKAN PLASENTA
Saat sinsitiotrofoblas menembus desidua, sinsitiotrofoblas menghasilkan human chorionic gonadotropin-hCG yang berfungsi agar corpus luteum tetap memproduksi estrogen dan progesteron untuk mempertahankan kehamilan. Pada beberapa bagian desidua, sinsitium mengadakan invasi pada dinding arteri spiralis yang berada diantara desidua sehingga menjadi arteri berdinding tebal yang memungkinkan bertambahnya aliran darah.
Pembuluh darah tersebut rapuh dan mudah pecah sehingga membentuk lakuna yang berisi darah. Pada kehamilan normal, proses diatas berlangsung lengkap pada kehamilan 20 – 22 minggu.
Bila proses ini tidak berlangsung secara normal, kemungkinan akan terjadi penyakit hipertensi dalam kehamilan pada perjalanan kehamilan selanjutnya. Dengan proliferasi lebih lanjut, tonjolan trofoblas bentuknya menjadi bentukan seperti telapak tangan dan pembuluh darah terbentuk dalam inti mesodermal (villi chorialis). Villi terdapat diseluruh permukaan blastosis. Dengan semakin membesarnya blastosis, desidua superfisial (desidua kapsularis ) akan tertekan dan kehamilan semakin mengembang kearah dalam cavum uteri.
Pada hari ke 19, seluruh hasil konsepsi sudah terbungkus dengan villi chorialis, sebagian villi chorialis menempel pada desidua (anchoring villi) dan sebagian besar mengapung bebas dalam lakuna darah. Pada stadium ini, penetrasi kedalam desidua berhenti akibat pengaruh imunologis atau mekanisme kimiawi. Terjadi pembentukan lapisan kolagen dimana arteri dan vena spiralis akan melakukan penembusan. Oleh karena pasokan darah terutama dibagian permukaan konseptus, maka dibagian tersebut villi chorialis akan tumbuh lebih cepat membentuk cabang-cabang dan disebut sebagai chorion frondusum. Villi chorialis dibagian lain akan mengalami degenerasi dan membentuk chorion leave.
Chorion frondusum akan membentuk plasenta dan pembentukan plasenta lengkap pada hari ke 70 pasca fertilisasi seperti terlihat pada gambar berikut :





 Gambar. Hubungan antara chorionic sac, amnion dan embrio dengan endometrium, rongga uterus pada awal kehamilan. Pada gambar terlihat embrio pada kehamilan 10 minggu terhitung sejak hari pertama haid terakhir.





Gambar. Ruang intervilus. Kotiledon janin dapat dilihat dan memperlihatkan pancaran darah arterial. Aliran darah mengalir kedalam vena secara bertahap
Zigot adalah nama untuk ovum yang telah dibuahi. Dalam beberapa jam dan masih didalam tubafallopi, zigot mengalami serangkaian pembelahan yang disebut mitosis. Pada pembelahan sel jenis ini inti (nukleus) membelah menjadi dua, sehingga terbentuk 2 sel baru,masing-masing mengandung 1 perangkat kromosom yang identik.Pembelahan ini merupakan cara dihasilkannya seluruh sel tubuh kecuali gamet(ovum dan sperma).
Morula dihasilkan dengan reproduksi yang berlanjut dari sel-sel zygot sehingga menyerupai buah murbei.Pembelahan sel ini dibantu oleh progesteron dari korpus luteum yang bersama-sama dengan estrogen menyiapkan endometrium untuk menerima ovum yang telah dibuahi pada stersebutum 8 sel,morula ini memnpunyai diameter kira-kira 2mm dan mengandung lebih dari 1000 macam protein.Morula ini masih berada dalam cangkangnya,dan di topang oleh sitoplasmanya sendiri yang mengandung progesteron.Enam sampai tujuh hari setelah vertilisasi,morula yang sedang tumbuh ini mendekati endometrium yang berada dalam fase sekresi.Morula tersebut mulai masuk endometrium dengan sifat-sifat imfasifnya sendiri yang berinteraksi dengan permukaan dinding dalam uterus yang “ lengket”.
Pada akhir minggu pertama,sejumlah sel inner pada morula mulai mengalami disentegrasi,meninggalkan ruang yang terisi cairan.Sel ini sekarang disebut blastokist.
Blastokist terdiri atas :
1.      Masa sel dalam yang akan berkembang untuk membentuk fetus dan membran plasenta yang disebut amnion.
2.      Trofoblast adalah lapisan luar sel-sel tunggal dan dari lapisan ini akan mulai tumbuh struktur yang menyerupai akar yang disebut villi korion primitif.

Sejumlah struktur ini membentuk plasenta dan sisanya mengalami atrofi untuk membentuk membran korion yang mengelilingi saccus amniie dan melapisi uterus.Perkembangan tahap ini dicapai 7-10 hari setelah konsepsi dan sekarang mulai mengadakan implantasi kedalam uterus.Endometrium ini dalam fase sekretorik siklus menstruasi.
Pada hari ke 10 setelah konsepsi,blastokist tertanam sempurna didalam endometrium yang sekarang disebut desidua.
Pada hari ke 14 berkembang jonjot-jonjot seperti jari,yang disebut villi korion primitif,dari trofoblast dan tentunya mengalami proliferasi sampai villii korion tersebut menutupi seluruh permukaan korion pada akhir minggu ke 3.Secara serentak pembuluh darah embrional mulai terbentuk dalam mesoderm masa sel dalam.
Villi korion primitif
Masing-masing fillus tersusun atas 1 lapis sel yang disebut stiotrofoblast yang dikelilingi oleh sel-sel sinsitiotrofoblast.Ruang-ruang diantaranya karena kedua struktur mengadakan erosi yang makin dalam kedalam desidua,disebut spatinim choriodeciduale villi akan menyebabkan pecahnya pembuluh darah meternal saat struktur tersebut mengerosi jaringan endometrium,dan ruang-ruang tersebut dengan demikian akan terisi dengan darah maternal.Bahan-bahan kimia dari darah maternal secara difusi melintasi dinding villi dan membantu memberi nutrien jaringan yang sedang berkembang didalam masa sel dalam.
Minggu ke 3
Selama minggu ke 3 terjadipercabangan villi korion primitif.Cabang-cabang ini disebut villi korion primitif sekunder dan didalamnya terbentuk pembuluh darah.Disebut korion tersier apabila pembuluh darah telah terbentuk, dan pembuluh darah ini berhubungan dengan pembuluh darah embrional di dalam body stalk (pedunculus allantoicus). Pembuluh di dalam tangkai ini berkembang untuk membentuk dua arteria umbilicalis dan satu vena umbilicalis untuk fetus.
Sejumlah villi corion terus terkubur lebih dalam desidua dan disebut villi anchorales ( anchoring villi ). Villi anchorales ini tidak mengandung pembuluh darah karena fungsinya hanya untuk menstabilkan plasenta yang sedang berkembang. Villi yang lain dipercabangkan dari sini, dan ruang-ruang antara villi ini disebut spatia intervillosa.
Di dalam uterus, endometrium hamil yang kemudian disebut desidua, sekarang mengalami diferensiasi menjadi tiga daerah :
1.            Desidua basalis, terletak dibawah daerah tempat villi chorion mula-mula terkubur.
2.            Desidua capsularis, terletak di atas saccus embryonalis.
3.            Desidua vera ( parietalis ), menutupi sisa cavitas uteri.
Minggu ke 8
Sampai minggu ke-8 kehamilan, villi korion mengelilingi seluruh saccus embryonalis. Kemudian terjadi perubahan lebih lanjut.
·         Chorion laeve : karena masa sel dalam terus bertambah besar, maka decidua capsularis terus menerus terdorong keluar kedalam capitas uteri sampai desidua tersebut terletak berdekatan dengan desidua vera. Saat chorion laeve terletak pada permukaan dalam decidua capsularis, maka korion ini juga melapisi capitas uteri dan berkembang untuk membentuk membran plasenta yang disebut korion.
·         Korion frondosum : pada desidua basalis, dimana pemasokan darah yang banyak dipertahankan, villi ini terus menerus memperbanyak diri dan berkembang dengan cepat. Villi yang tertanam dalam di dalam desidua basalis akan terikat erat pada kehamilan 12 minggu, sehingga menstabilkan plasenta yang sedang berkembang. Villi yang lain  membentuk percabangan keluar yang memungkinkan darah maternal beredar secara bebas diantara villi tersebut untuk memberikan makan ( nutrien ) bagi pertumbuhan plasenta dan fetus lebih lanjut.
Minggu ke 14
Pada minggu ke-14 kehamialn, stuktur plasenta berkembang penuh dan plasenta tersebut menempati kira-kira sepertiga dinding uterus. Dari akhir minggu ke-8 kehamilan, plasenta primitif telah mensekresi estrogen, progesteron, dan relaksin.
Gonadotropin korion, dari kehamilan minggu ke-9, pada saat villi chorion tertanam di dalam dinding uterus, maka dihasilkan hormon yang disebut gonadotropin korion ( chorionic gonadotrophin atau Hcg ). Fungsi hormon hCG adalah meragsang pertumbuhan korpus luteum dan sekresi hormon korpus luteum, dan dengan demikian memelihara kehamilan sampai plasenta dapat berfungsi sempurna.
 Gonadotripin korion disekresi dalam jumlah yang makin meningkat sampai akhir kehamilan trimester pertama, dan setelah itu sekresinya menurun. Karena hormon ini hanya di produksi oleh trofoblast dan di ekresi didalam urine, maka adanya hormon ini di dalam analisis urine merupakan petunjuk positif adanya kehamilan, dan kenyataan ini dipakai sebagai dasar untuk uji kehamilan secara imunologis.
Minggu ke 16
Dari minggu ke-16 dan seterusnya, maka jumlah dan ukuran pembuluh darah fetal meningkat, sedangkan dinding villinya menjadi lebih tipis, sehingga selama trimester tengah ( midtrimester ), ‘permeabilitas’ plasenta pada kenyataanya meningkat.walaupun demikian, selama 4 minggu kehamilan, vasa tersebut berkurang lagi karena terdapat deposit (timbunan) fibrin di dalam jaringan-jaringan ini

Minggu ke 20
Setelah minggu ke 20,plasenta terus bertambah luas, tetapi tidak bertambah tebal, sampai pada kehamilan cukup umur ( aterm ) diameternya kira-kira 23 cm, merupakan organ yang bulat,datar,dengan ketebalan 2 cm di bagian tengahnya,tetapi lebih tipis di tepi-tepinya.









KESIMPULAN
Plasenta atau tembuni adalah suatu organ dalam kandungan pada masa kehamilan.Pertumbuhan dan perkembangan plasenta penting bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.  Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selama kehidupan intrauterin. Keberhasilan janin untu hidup tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta.
            Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak atau sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada plasenta. Baik tidaknya anak  tergantung pada baik burunya faal plasenta
Fungsi plasenta diantaranya adalah sebagai tempat pertukaran produk – produk metabolisme dan produk gas antara peredaran darah ibu dan janin,serta produksi hormon, diantaranya menghasilkan hormon steroid.Hormon steroid paling penting yang di produksi plasenta adalah estrogen dan progesteron yang konsentrasinya meningkat selama kehamilan.
            Plasenta manusia memiliki diameter rata – rata 22cm , berat rata – rata 470 gram,dan rata -  rata tebal (pada bagian tengah plasenta)2,5cm.










Diagnosa


DEHIDRASI

Dehidrasi (''hypohydration'') didefinisikan sebagai kehilangan cairan tubuh yang berlebihan. Ini secara harfiah adalah penghilangan air dari obyek, namun dalam hal fisiologis, itu memerlukan kekurangan cairan dalam organisme.
Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.
Dehidarasi terjadi karena
§  kekurangan zat natrium;
§  kekurangan air;
§  kekurangan natrium dan air.
Dehidrasi secara harfiah didefinisikan sebagai kondisi turunnya volume cairan di dalam tubuh. Cairan tubuh yang dimaksud yaitu semua bagian cair dari tubuh selain zat padat yang ada pada tubuh, termasuk dalam kategori ini adalah cairan darah, cairan limpoid, cairan intrasel, cairan ekstrasel/intersiil, cairan serebrospinal, cairan sendi, dan lain sebagainya.(Junaidi, 2011)
Total cairan tubuh hewan adalah sekitar 60% dari seluruh volume tubuhnya, yang terdiri atas 40% cairan intrasel, dan 20% cairan ekstrasel –yang tersusun atas 15% cairan interstisiil dan 5 % cairan plasma. Namun dalam beberapa kasus, dapat terjadi hilangnya cairan dari dalam tubuh yang dapat mengancam keselamatan hewan –apabila tidak segera dikoreksi melalui terapi cairan. Kehilangan cairan pada tubuh hewan dapat terjadi akibat pendarahan, diare, muntah, terbakar, poliuria, dan lain-lain. Dalam kondisi tersebut, akan terjadi dilatasi (pelebaran) pembuluh darah, turunnya volume aliran darah, yang lebih jauh akan menyebabkan turunnya kemampuan jantung untuk memompa darah –karena darah yang begitu kental. “kondisi ini dapat berakibat fatal apabila tidak segera dilakukan terapi cairan,” demikian tegas Drh. Setyo Budhi, MP, selaku pembicara dalam acara Continue Education yang diselenggarakan di Rumah Sakit Hewan Soeparwi – Yogyakarta, pada 7 Agustus 2010.
Ada tiga jenis utama dari dehidrasi:
·         hipotonik (terutama kehilangan elektrolit, natrium khususnya),
·         hipertonik (terutama kehilangan air), dan
·         isotonik (kehilangan air yang setara dan elektrolit).
Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis berdasarkan penurunan berat badan, yaitu
·         Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan),
·          Dehidrasi  sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan), dan
·          Dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).

Ciri-ciri dehidrasi ringan-sedang adalah mulut kering dan lengket, mengantuk/lelah, haus, urin sedikit, airmata kurang/kering dan otot lemah, dan sakit kepala/pusing/silau melihat sinar. Sedangkan ciri-ciri dehidrasi berat adalah haus berat, sangat mengantuk dan kebingungan, tidak berkeringat, urin sedikit berwarna kuning gelap/tidak ada urin, mata cekung, menggigil, kulit kering dan elastisitas hilang, tekanan darah rendah, nadi cepat, panas serta kesadaran menurun. Selain mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sudah sangat berat, dehidrasi bisa pula berujung pada penurunan kesadaran, koma, hingga meninggal dunia, atau tidak.
Praktisi sekaligus pengajar pada bagian Bedah Fakultas Kedokteran Hewan ini menambahkan, dalam kondisi normal tubuh hewan mampu menjaga keseimbangan cairan yang masuk melalui air minum, pakan dan hasil metabolisme, dengan cairan yang keluar melalui feses, urin, penguapan, dan air susu –apabila menyusui. Namun, apabila hewan kehilangan cairan akibat sebab-sebab yang telah disebutkan di atas, keseimbangan cairan ini akan mengalami gangguan. Apalagi, dalam kondisi ini pada umumnya hewan mengalami gangguan asupan air –biasanya hewan tidak mau makan atau minum. Dengan demikian, diperlukan tindakan terapi cairan untuk mengembalikan cairan di dalam tubuh yang hilang.
Menurut Budhi, terapi cairan yang dilakukan tersebut tidak hanya mengoreksi volume cairan yang hilang, namun juga mengembalikan komposisi elektrolit dalam cairan tubuhnya (lihat tabel 2), kondisi keasaman (pH) dan tekanan osmotiknya. Dengan demikian, cairan yang dimasukkan ke dalam tubuh hewan harus memiliki komposisi yang sesuai dengan yang dibutuhkan untuk mengembalikan keempat hal tersebut kembali kepada kondisi normal.
Berikut ini merupakan perhitungan untuk pemberian/terapi cairan pada hewan yang dehidrasi:
Existing deficit (ml) = berat badan (kg) x % dehidrasi x 1000
Maintenance requirements = berat badan (kg) x 40-60 ml/kg/day
Continuing losses = perkiraan kehilangan cairan (ml/day)

contoh :
Jika seekor anjing dengan berat 20 kg mengalami dehidrasi akibat anorexia dan diare selama 3 hari. Pasien mengalami penurunan elasitas kulit (Tugor kulit menurun), membran mukosa kering, dan lamanya CRT (Capillary Refilling Time). Pada pemeriksaan lab ditemukan PCV 57%, protein plasma 8,6 g/dl, BUN 38 mg/dl, dan berat jenis urin 1.060. Sehingga perkiraan kehilangan cairan adalah 8%. Berapakah jumlah cairan yang dibutuhkan oleh pasien ?
Existing deficit (ml) = 20 (kg) x 8% (0,08) x 1000 = 1600
Maintenance requirements = 20 (kg) x 50 ml/kg/day = 1000
Continuing losses   = 400
Total = 3000 (ml)

EVALUASI DEHIDRASI
Untuk mengetahui tingkat dehidrasi secara pasti, menurut Budhi, harus dilakukan evaluasi kondisi hewan dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Dari data-data inilah kemudian interpretasi dan perkiraan kekurangan cairan dari pasien dapat diketahui. Sungguhpun demikian, menurut Budhi, tidak ada metode obyektif untuk mengalkulasi tingkat dehidrasi, metode yang dipakai adalah berdasarkan evaluasi secara kualitatif –berdasarkan parameter kondisi fisik. Pada umumnya, dehidrasi baru akan menimbulkan gejala klinis jika angkanya di atas 4%. Dalam perjalanannya, gejala klinis akan meningkat apabila tingkat dehidrasi di atas 10%. 
Sebagai langkah awal, pemilik dapat mengetahui hewan kesayangannya mengalami dehidrasi atau tidak, dari tanda-tanda fisiknya. Hewan yang mengalami dehidrasi akan terlihat lemah dan lesu. Lidah terlihat pucat dan mengkerut, dengan mukosa kering serta turgor kulit menurun –apabila dicubit akan lambat kembali ke posisi semula. Kemudian, untuk memeriksa lebih pasti keadaan dehidrasinya, tekanlah dengan ujung jari gusi hewan. Warna bagian gusi yang telah ditekan akan berubah dari putih menjadi kembali memerah. Apabila perubahan waktu lebih dari 2 detik, itu artinya hewan dalam keadaan dehidrasi –CRT/Capillary Refill Time lebih dari 2 detik. Tanda lainnya hewan –terutama kucing dan anjing-- yang mengalami dehidrasi adalah produksi urinnya kurang dari 2 cc/kg bobot badan per jam. Apabila ketiga tanda-tanda tersebut dialami oleh hewan kesayangan anda, maka segeralah bawa ke dokter hewan untuk mendapatkan penanganan terapi cairan atau penanganan medis lainnya. Karena tidak jarang, dehidrasi merupakan gejala awal proses penyakit yang dapat memperparah kondisi kesehatan hewan kesayangan anda.

Diagnosa dehidrasi
1.       Hewan lemah, lesu, lidah pucat mengkerut, mukosa kering, turgor kulit menurun.
2.       Perfusi jaringan perifer : CRT > 2 detik .
3.      Produksi urin kurang dari 2 cc/kg bobot badan per jam.
DEHIDRASI TANDA-TANDA
·         < 4% ada informasi kehilangan cairan tubuh, seperti : muntah, pendarahan, diare, dll.
·         4 – 6% turgor kulit sedikit menurun
·         6 – 8% turgor kulit agak menurun, mukosa agak kering, pulsus normal, agak tachycardia, kencing berkurang.
·         8 – 10% turgor kulit turun, mukosa kering, mata kering, oliguria, pulsus cepat, tachycardia, mukosa kering dan pucat.
·         10% - 12% turgor kulit sangat turun, mukosa membran kering, pulsus cepat dan lemah, napas cepat, depresi.
Dehidrasi%
Posisi bola mata
* Kulit Tetap Tented (detik)
Membran mukosa
Normal
Normal
<1 o:p="o:p">
Lembab
1-5
Normal
1-4
Lembab
6-8
Sedikit cekung
5-10
Lekat
9-10
Gap antara bola mata dan jaringan sekitarnya
11-15
Norak kering
11-12
Besar kesenjangan dan sangat cekung
16-45
Keringkan

 PENCEGAHAN DEHIDRASI
            Kita tentu tidak mengarapkan hewan kesayangan mengalami dehidrasi atau bahkan yang lebih parah dari itu. Dari sisi medis kedokteran hewan, tindakan pencegahan adalah yang paling baik bagi kesehatan hewan. Satu hal yang perlu dicamkan adalah memenuhi kebutuhan cairan harian mereka sesuai dengan yang telah direkomendasikan oleh berbagai ahli kesehatan hewan. Sediakanlah air bersih dalam jumlah yang cukup, serta bersihkanlah tempat minumnya setiap hari. Cara ini akan membantu mereka mempertahankan status hidrasi mereka dalam kondisi prima.
Pengobatan : Setelah tingkat dehidrasi pada domba / kambing telah ditentukan, perhitungan dapat dilakukan untuk mengidentifikasi berapa banyak cairan yang diperlukan.
  1. Ambil% pada dehidrasi dan kalikan berat tubuh hewan dalam kg. 
    Berat dalam kg X persen volume yang dehidrasi = dalam liter diperlukan. 
  2. Sebagai contoh, 20 pon (9 kg) domba bertekad untuk menjadi 9% dehidrasi. 
    Ini berarti bahwa 0,81 (9 kg x 0,09 = 0,81) liter cairan diperlukan untuk mengganti apa yang telah hilang. Dalam contoh ini, anak domba beratnya 9 kg (£ 20 dibagi dengan 2,2 = 9 kg.). 
  3. Setelah dosis cairan awal dihitung diberikan, cairan tambahan dapat diberikan pada tingkat 5 ml untuk setiap £ 2,2, setiap jam.. Selain 5 mLs/2.2 pon / jam, cairan tambahan mungkin diperlukan untuk bersaing dengan pada kerugian karena diare, dll
Petunjuk: 1 galon = 3,7 liter dan 1 kg = 2,2 lbs.

Cairan ini dapat diberikan secara oral (PO), subkutan (SQ), atau secara intravena (IV) Hanya cairan steril (larutan garam 0,9% atau natrium klorida) harus. Diberikan SQ atau IV. Sangat penting bahwa setiap hewan dehidrasi, terutama bayi baru lahir dengan diare, memiliki lisan, SQ, atau suplemen IV cairan.
Oral Administrasi Cairan: cairan oral hanya boleh digunakan pada hewan yang 1-5% dehidrasi. Jika hewan lebih dehidrasi dari ini, cairan oral saja tidak memenuhi kebutuhan hewan. Masalah yang paling umum dengan pemberian cairan oral bahwa metode dan frekuensi administrasi tidak ideal dan kuantitas diberikan sering tidak cukup. Untuk mengatasi masalah ini, saran-saran berikut adalah suatu keharusan:
  1. Hitung cairan hewan persyaratan menggunakan contoh sebelumnya. Berikan tidak lebih dari 250 ml pada satu waktu untuk bayi baru lahir kecil atau 3-5 liter untuk orang dewasa.
  2. Jika elektrolit akan diberi makan, menyusun kembali mereka persis sesuai dengan instruksi produsen.
  3. Cara terbaik bagi bayi yang baru lahir untuk mendapatkan cairan mulut adalah dengan menyusu botol puting. Hal ini memungkinkan cairan masuk abomasum melalui alur kerongkongan.Jika bayi baru lahir terlalu lemah untuk menyusu, cairan dapat diberikan dengan pengumpan esofagus atau tabung. Namun cara ini, menyebabkan cairan masuk rumen secara langsung dan tidak abomasum tersebut. 
  4.  Jangan enggan untuk mengelola replacers susu atau susu selain elektrolit untuk bayi baru lahir. Elektrolit tidak mengandung gizi yang cukup untuk domba / anak, karena itu, susu diperlukan.Memang benar bahwa beberapa replacers susu dapat meningkatkan jumlah diare yang dihasilkan, namun ini adalah perdagangan yang diperlukan off untuk tambahan gizi hewan membutuhkan. Semua elektrolit dan replacers susu harus diberi makan sedikitnya 30 menit dan tidak pernah mencampur dua cairan. Pencernaan Susu diperlambat bila dikombinasikan dengan elektrolit oral.
  5. Hewan dewasa Dehidrasi mungkin memerlukan pemberian oral cairan melalui saluran perut. Lihat halaman C854 untuk rincian tentang bagaimana untuk mengelola cairan.
  6. Frekuensi pemberian cairan dapat bervariasi dan tergantung pada keparahan dari kehilangan cairan dan masalah manajemen. Secara umum, hewan yang hanya sedikit dehidrasi mungkin hanya memerlukan dua dosis oral, sedangkan hewan yang ada di sekitar 5% dehidrasi mungkin membutuhkan cairan oral setiap 2 jam. 

Subkutan (SQ) Administrasi Cairan: Metode pemberian cairan harus digunakan dalam hewan-hewan yang 6-8% dehidrasi. Jika cairan SQ diberikan, ingat hal berikut:
  1. Jika hewan lebih besar dari 8% dehidrasi, cairan infus harus diberikan.
  2. Hangatkan cairan dengan suhu tubuh sebelum pemberian.
  3. Gunakan hanya cairan isotonik steril (larutan garam 0,9%).
  4. Daerah kulit longgar pada leher, bahu, dan di belakang siku adalah daerah yang baik untuk mengelola cairan SQ. Daerah injeksi harus dibersihkan dan disterilkan sebelum memasukkan jarum.
  5. Cairan dapat diberikan sebagai salah satu bolus besar atau dapat diberikan selama periode waktu. Jangan memberikan lebih dari 60 MLS di satu lokasi dan lebih dari 300 total halaman MLS satu bayi pada satu waktu. Hewan dewasa dapat mentolerir volume yang lebih besar. Biasanya diperlukan waktu sekitar 4-6 jam untuk cairan untuk sepenuhnya menyerap.
  6. Cairan oral dan SQ dapat diberikan pada saat yang sama dan sering metode yang bagus untuk mengembalikan hidrasi yang tepat. 
Intravena ( IV ) Administrasi Cairan: pemberian cairan IV mensyaratkan suatu steril kateter ditempatkan dalam binatang. Hal ini memerlukan bantuan profesional dan pelatihan tambahan. Setelah kateter berada di tempat, hal berikut harus dipertimbangkan:
  1. Hanya mengatur cairan steril (Ringer Laktat, larutan garam 0,9%, dll).
  2. Hitung kebutuhan cairan binatang itu dengan memanfaatkan tabel dan contoh di depan diskusi ini.
  3. Banyak hewan dengan diare adalah asidosis (yang berarti bahwa mereka memiliki pH darah rendah). Karena itu, bikarbonat mungkin perlu ditambahkan ke 1-3 liter pertama cairan. Jika 0,9% larutan garam steril atau natrium klorida digunakan, sekitar 13 gram natrium bikarbonat atau 150-175 ml larutan natrium bikarbonat 8,4% harus ditambahkan untuk setiap liter cairan untuk membuat larutan 1,3%. Untuk membuat larutan natrium bikarbonat 5% untuk asidosis , 50 gram natrium bikarbonat harus ditambahkan untuk setiap liter cairan.
  4. Tambahan glukosa sering diperlukan. Menambahkan 30 ml larutan dekstrosa 50% untuk 1 liter cairan IV membuat solusi dekstrosa 1,5%; menambahkan 100 ml dekstrosa 50% untuk 1 liter membuat sekitar solusi dekstrosa 5%.
  5. Secara umum, setelah jumlah cairan hewan membutuhkan dihitung, dua pertiga dari jumlah itu dapat diberikan pada jam pertama. Sebagai contoh, jika hewan memerlukan 750 ml cairan, 500 ml dapat diberikan pada jam pertama. Setelah satu jam pertama, sisa cairan (250 ml) dapat diberikan secara merata selama 2-3 jam.
  6. Setelah dosis cairan awal dihitung diberikan, cairan tambahan dapat diberikan pada tingkat 5 ml untuk setiap 2,2 lbs. dari berat badan, setiap jam. Ini berarti bahwa £ 20 (9 kg) domba yang 9% dehidrasi awalnya harus menerima total 0,81 liter cairan. Sekitar 0,5 liter harus diberikan pada jam pertama, dan 0,3 liter akhir diberikan selama 2-3 jam. Setelah liter 0,81 diberikan, dosis 45 ml cairan harus diberikan setiap jam sampai hewan sepenuhnya direhidrasi dan kembali normal.
  7. Selain 5 mLs/2.2 pon / jam, cairan tambahan mungkin diperlukan untuk bersaing dengan pada kerugian karena diare, dll
Pencegahan: Dehidrasi dapat dicegah bila perhatian diberikan kepada hewan yang sakit, terluka, atau mengalami stres berat (kekeringan, dingin dan panas ekstrem, dll). Setiap hewan yang mengalami diare atau penyakit lain yang menyebabkan cairan hilang, harus menerima cairan tambahan segera. Itu selalu terbaik untuk menyediakan cairan tambahan pada awal masalah, bukannya mencoba untuk mengkompensasi dehidrasi setelah fakta.